Di tengah penyelenggaraan konferensi tingkat dunia bidang Kegunungapian atau Cities on Volcanoes ke- 8 (CoV8), Universitas Gadjah Mada dan Mount Fuji Research Institute (MFRI) sepakat bekerjasama dalam bidang transfer knowledge. Dalam kerjasama, UGM dan MFRI sepakat untuk saling tukar menukar pakar dan hasil-hasil penelitian. Naskah kerjasama ditandatangani Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., M.Sc, Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Alumni dan Presiden Direktur FMRI, Dr. Toshitsugu FUJII, Dr.Sc, di ruang Multimedia, Rabu (10/9). Dengan kerjasama, ini kedua belah pihak secara intensif melakukan pembicaraan terkait program-program melalui kegiatan seminar-seminar, workshop, simposium dan lain-lain.
“Kita harus mengakui perkembangan science dan teknologi di Jepang. Oleh karena itu, kerjasama ini menjadi salah satu strategi kita dalam mengejar ketertinggalan,” ujar Dwikorita.
Dikatakan kerjasama UGM dan MFRI adalah untuk keselamatan manusia dan keberlangsungan lingkungan dari ancaman letusan gunung api. Belajar dari letusan Gunung Merapi di Yogyakarta, Dwikorita mengakui masih dibutuhkan pengetahuan untuk memahami perilaku vulkanik Merapi.
“Kami harus mengeksplorasi pengetahuan Merapi. Meski begitu, kami cukup berhasil dalam menggerakkan pemberdayaan masyarakat di saat bencana. Hingga kini pun kita tetap tidak tahu ke arah mana erupsi Merapi nantinya, sehingga melalui kerjasama ini, hal-hal yang belum diketahui dapat diminimalisir,” katanya.
Toshitsugu FUJII mengungkapkan misi utama MFRI adalah melakukan penelitian dan pemantauan gunung Fuji sebagai gunung api aktif terbesar di Jepang. Selain itu, dilakukan pula edukasi dan komunikasi kepada masyarakat terkait perkembangan Gunung Fuji, memetakan skenario erupsi, mitigasi bencana, membuat simulasi evakuasi dan lain-lain.
“Konservasi Mount Fuji adalah simbol Jepang sekaligus warisan yang memiliki sejarah panjang dengan berbagai pengalaman penanganan lingkungan. Karena itu, dengan kerjasama ini menjadi kesempatan untuk bersama-sama pencapaian riset ilmiah terkait Gunung Fuji dan sebaliknya,” ungkapnya. (Humas UGM/ Agung).