Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga, Dra. Purwantini, M.Hum., berhasil meraih gelar doktor usai melaksanakan ujian terbuka program doktor di Fakultas Ilmu Budaya UGM, Kamis (11/9). Dalam kesempatan itu ia mempertahankan disertasi berjudul “Kemiskinan dalam Sastra Indonesia: Kajian Strukturalisme-Genetika Atas Karya-Karya Ahmad Tohari”.
Puwantini melakukan penelitian pada sembilan novel dan dua kumpulan cerpen Ahmad Tohari. Novel yang diteliti antara lain Di Kaki Bukit Cibalak (1977), Kubah (1980), Ronggeng Dukuh Paruk (1982), Lintang Kemukus Dini Hari (1985), Jentera Bianglala (1986), Bekisar Merah (1993), Lingkar Tanah Lingkar Air (1995), Belantik (2001), serta Orang-orang Poyek (2004). Sedangkan dua kumpulan cerpen yang dikaji adalah Karyamin (1991) dan Rusmi Ingin Pula (2004).
Dari penelitian Purwantini diketahui bahwa karya-karya Ahmad Tohari menggambarkan suara kelas sosial islam modernis. Pengarang yang merupakan wakil dari kelompok sosial pemeluk islam modernis menghendaki hal yang sama seperti kelompoknya yaitu menginginkan pemerintahan yang jujur, adil, tanggap terhadap kemiskinanm dan tanggap terhadap kehidupan anak-anak yatim. Melakukan pembaharuan dan merespon terhadap keterbelakangan serta kemiskinan di bidang ekonomi, pendidikan teknologi, politik, maupun kebudayaan. Islam modernis anti terhadap kultur tradisional karena bisa menimbulkan kemiskinan turunan dan tergolong perbuatan syirik. “Anti komunis, tetapi juga menentang berdirinya Negra Islam Indonesia,” jelasnya.
Gerakan pembaharuan yang dilakukan kelompok islam modernis ditujukan untuk kemajuan dan kesejahteraan umat islam agar tidak terperosok dalam kemiskinan di berbagai bidang kehidupan. Karenanya gerakan ini menyerukan agar setiap umat islam melaksanakan tiga prinsip dasar yaitu iman, ilmu, dan kerja sebagai pegangan hidup.
“Karya-karya Ahmad Tohari dapat mewakili suara kelas sosial islam modernis dan tergolong karya agung sehingga bisa dimasukkan sebagai karya kultural yang besar bersifat filosofis. Sebagai karya filsafat, karya-karyanya ikut berperan dalam perubahan sejarah sosial dari masa orde lama hingga reformasi,” paparnya. (Humas UGM/Ika)