Pada orang hidup, pemeriksaan golongan darah dengan metode aglutinasi direk maupun elusi absorpsi sudah diyakini menjadi pemeriksaan standar yang akurasinya dapat diandalkan. Hal tersebut tidak terlepas dari masih aktifnya reaksi antigen antibodi di dalam tubuh manusia. Akan tetapi, berbeda halnya bila pemeriksaan golongan darah tersebut dilakukan terhadap jenazah. Pemeriksaan golongan darah jenazah dengan menggunakan metode aglutinasi direk maupun elusi absorpsi secara teoritis masih diragukan akurasinya, mengingat protein pada dinding sel darah merah setelah kematian mengalami kerusakan sehingga reaksi antigen antibodi tidak dapat terdeteksi secara visual.
“Pemeriksaan DNA untuk menentukan golongan darah tidak mudah dan murah sehingga alternatifnya dibantu dengan metode aglutinasi direk dan elusi absorpsi,” kata Taufik Suryadi pada ujian terbuka Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM, Selasa (16/9).
Pada kesempatan itu Taufik mempertahankan disertasinya yang berjudul “Validitas Hasil Pemeriksaan Metode Aglutinasi Direk dan Elusi Absorpsi untuk Identifikasi Golongan Darah pada Jenazah Metode Analisis DNA Melalui Genotip Golongan Darah Sebagai Baku Emas”.
Taufik menambahkan kepentingan pemeriksaan DNA adalah mengetahui genotipnya. Penentuan golongan darah dengan metode aglutinasi direk dan elusi absorpsi hanya bisa menentukan fenotip golongan darah tersebut. Kelemahan metode aglutinasi direk dan elusi absorpsi adalah golongan darah tidak bisa dibedakan apakah seseorang tersebut homozigot atau heterozigot.
“Jadi kepentingan identifikasi sebatas mengeksklusi yang bukan golongan darah tersebut sehingga dengan DNA hasilnya akan lebih spesifik,” tutur staf pengajar di Fakultas Kedokteran Unsyiah, Banda Aceh itu.
Penelitian ini dilakukan terhadap sampel darah atau jaringan tubuh lain sehingga diharapkan ada kesesuaian atau konsistensi golongan darah dengan menggunakan tiga metode di atas. Penelitian dilakukan dari September 2011- Maret 2014 di Instalasi Pemulasaraan Jenazah RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, Instalasi Pemulasaraan Jenazah RSUP Adam Malik Medan, Instalasi Pemulasaraan Jenazah dan Kedokteran dan Kehakiman RSUD dr. Pirngadi Medan, Laboratorium Mikrobiologi FK Universitas Syah Kuala dan Laboratorium Biokimia FK UGM.
Hasil penelitian Taufik diperoleh hasil metode aglutinasi direk untuk mengidentifikasi golongan darah jenazah punya validitas tinggi dengan sensitivitas 98,55%, spesifisitas 66,67%, NDP 88,315, NDN 94,74%, RKP 2,96 dan RKN 0,0001 menunjukkan bahwa metode ini dalam mengidentifikasi golongan darah jenazah dapat digunakan sebagai uji diagnostik yang baik.
Sementara itu metode elusi absorpsi untuk mengidentifikasi golongan darah jenazah punya validitas tinggi dengan sensitivitas 97,62%, spesifisitas 70,37%, NDP 71,93%, NDN 97,33%, RKP 3,29 dan RKN 0,0003 menunjukkan bahwa metode ini dalam mengidentifikasi golongan darah jenazah dapat digunakan sebagai uji diagnostik yang baik.
“Penelitian ini juga menunjukkan persentase kesesuaian dengan analisis DNA,” pungkasnya (Humas UGM/Satria)