YOGYAKARTA – Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM menerima sertifikat ISO 9001:2008 dari TUVRheinland, Jerman, untuk sistem manajemen layanan akademik berstandar internasional. Sertifikat diserahkan langsung oleh Perwakilan TUVRheinland Indonesia, Sapto Hariyono, kepada Dekan FKH UGM, Dr. drh. Joko Prastowo, M.Si., Jumat kemarin (19/9). Penyerahan ini disaksikan langsung oleh para pengelola dan civitas akademika FKH UGM.
Dihubungi wartawan pada hari Sabtu (20/9), Joko mengatakan dengan diperolehnya ISO 9001:2008 menegaskan bahwa FKH UGM telah memiliki mekanisme standar kerja yang semakin baik sehingga diharapkan mampu menaikkan daya saing FKH UGM di tingkat nasional maupun global.”FKH memandang penting untuk membangun standar mutu layanan, apalagi yang kita layani bukan hanya mahasiswa lokal tapi juga mahasiswa asing yang kuliah di FKH,” kata Joko.
Joko menyebutkan, saat ini ada total 57 mahasiswa asing dari Malaysia dan Timor Leste serta ribuan mahasiswa dari berbagai penjuru daerah di Indonesia yang tengah menempuh pendidikan dokter hewan di FKH UGM. Layanan terhadap mahasiswa ini tidak hanya mendorong kegiatan layanan akademik semakin kondusif namun juga makin menambah citra dan reputasi internasional FKH dengan diterapkan standar mutu, “Tentu saja layanan tidak terbatas pada mahasiswa termasuk juga untuk orang tua mahasiswa, alumni, masyarakat dan stakeholder,” katanya.
Diakui Joko, tidak mudah bagi FKH untuk mendapat sertifikat ISO 9001:2008, setelah sebelumnya telah dilakukan proses penilaian sebanyak dua kali oleh tim auditor TUVRheinland dengan berkunjung dan mengaudit langsung ke seluruh bagian pengelola layanan akademik, bahkan melibatkan tenaga kependidikan dan tenaga pendidik. Menurut Joko, beberapa hal yang dijadikan tolak ukur penilaian oleh tim auditor diantaranya sistem layanan registrasi mahasiswa, proses belajar mengajar, layanan KRS, perubahan KRS, pelaksanaan ujian hingga layanan wisuda. Beruntung FKH UGM telah melakukan banyak perbaikan, salah satunya pengumpulan nilai ujian oleh dosen yang biasanya 2 minggu setelah masa ujian berakhir, dipersingkat menjadi satu minggu. Demikian juga dengan pengumpulan soal, dosen juga diharuskan mengumpulkan soal ujian selambat-lambatnya satu minggu sebelum ujian berlangsung. “Tagihan soal, kualitas soal semakin dijamin. Tujuh hari sebelum ujian, soal harus sudah disetor. Kita juga melakukan verifikasi dan validasi soal,” terangnya.
Perwakilan lembaga sertifikasi TUVRheinland, Sapto Hariyono, mengatakan dengan diterima sertifikat ini menjadi bukti FKH UGM telah menerapkan sistem manajemen mutu standar internasional. Sertifikat yanng berlaku selama 3 tahun ini, kata Sapto, kemungkinan juga bisa dicabut apabila dalam prakteknya tidak sesuai standarisasi.
Sebelum sertfikat diserahkan, Sapto menuturkan pihaknya 3 bulan sebelumnya telah menlakukan audit di semua bagian layanan akademik FKH yang menjadi ujung tombak dalam layanan sistem manajemen mutu. Sapto menyebutkan, FKH merupakan satu dari 2000-an institusi dan perusahaan di seluruh Indonesia yang menggunakan sertifikasi internasional dari kantornya. “Di Jogja ada 300-an institusi, selain UGM, ada UIN dan UII,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)