YOGYAKARTA – Tim mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) UGM keluar sebagai juara umum pada kompetisi Indonesian Medical Olympiad-IMO di Unand, Padang, pada 27-30 November lalu. Tim FK UGM berhasil meraih 2 emas, 1 perak. Medali emas diraih oleh tim digesti dan muskuloskeletal, sedangkan medali perak diraih oleh tim penyakit infeksi.
IMO merupakan ajang kompetisi olimpiade mahasiswa kedokteran se-Indonesia yang diselenggarakan oleh Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia. Olimpiade kali ini diikuti oleh kontingen perwakilan setiap fakultas kedokteran di Indonesia dalam berbagai cabang ilmu kedokteran yaitu Kardiorspiratori, Digesti, Urogenital-reproduksi, Penyakit Infeksi, Neuro-psikiatri, dan Muskuloskeletal. Tidak kurang 40 perguruan tinggi mengikuti kompetisi ini, seperti UI, Undip, Unair, USU, Unhas dan Universitas Brawijaya.
Tim IMO FK UGM terdiri dari Irfan Haris, Muhammad Ramadhan Al Reno, Nurkholis Bramantyo, Eric, Yosua Anthony Putra, Lilie Fransiska, M Fahmi Rosyidi, Regina Arumsari, Stevanie, Gusti Made Ary Harthana, Syahru Agung Setiawan dan Ahmad Heri Setiawan beserta dr. Ludhang Pradipta, MBiotech selaku dosen pendamping.
Irfan Haris kepada wartawan, Selasa (2/12), mengatakan dari ketiga kali kompetisi ini dilaksanakan, untuk pertama kalinya FK UGM berhasil mendapat juara umum setelah dinobatkan sebagai tim yang paling banyak mengumpulkan medali. Prestasi ini menurutnya sangat membanggakan baginya karena sudah tiga kali berturut-turut mengikuti kompetisi IMO ini. “Ini untuk ketiga kalinya saya ikut,” kata Haris.
Haris menceritakan dalam kompetisi ini mahasiswa diharuskan menguasai teori dasar dan teori klinik di bidang ilmu kedokteran, praktikum dan keterampilan klinik. Namun yang paling menantang, kata Haris, justru pada tahap ujian praktikum karena setiap tim diharuskan menjawab soal dalam waktu 45 detik dari 20 paket soal yang dikompetisikan. “Di ujian praktikum kita diberikan preparat anatomi dan gambar slide di layar yang kemudian diminta menjawab sesuai dengan pertanyaan,” katanya.
Dihubungi secara terpisah, Ludhang Pradipta, selaku dosen pendamping dalam kompetisi tersebut mengatakan mahasiswa yang dikirim dalam kompetisi IMO merupakan hasil seleksi ketat di tingkat fakultas. Mahasiswa yang lolos seleksi kemudian mendapat pelatihan secara intensif selama 3 bulan menjelang kompetisi. “Kita memberikan bimbingan berupa kuliah, latihan soal, praktikum, presentasi kasus, diskusi,” katanya.
Bagi Pradipta, keikutsertaan mahasiwa dalam olimpiade kedokteran ini diharapakan bisa menggali potensi mahasiwa untuk ahli di bidangnya sebagai tenaga kesehatan. Menurutnya predikat juara umum yang disandang tim FK UGM merupakan hasil kerja keras selama 3 kali sejak kompetisi ini digelar pada tahun 2012 lalu. Seperti diketahui, pelaksanaan IMO di di Universitas Brawijaya pada tahun 2012 FK UGM membawa pulang satu medali emas pada kategori Kardiorespiratory. Selanjutnya, IMO 2013 yang diselenggarakan di Universitas Airlangga, Tim Neuro-psikiatri berhasil raih medali perunggu. “Syukur, tahun ini mahasiswa berhasil mendapatkan Juara Umum,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)