YOGYAKARTA – Pengembang budidaya kedelai hitam Mallika, Ir. Setyastuti Purwanti, M.S., resmi menyandang doktor bidang agronomi, ilmu pertanian, setelah berhasil mempertahankan disertasinya pada ujian terbuka promosi doktor di program pascasarjana Fakultas Pertanian UGM, Rabu (3/12).
Dosen pengajar Permuliaan Tanaman dan Teknologi Benih Fakultas Pertanian UGM ini dikenal sebagai pengembang budidaya kedelai varietas lokal. Konon, kedelai yang awalnya hanya sebanyak satu genggam, berhasil ‘disulap’ menjadi puluhan ribu ton dengan melibatkan kurang lebih 7000 petani di sekitar Pulau Jawa. Usaha budidaya kedalai lokal ini ia rintis sejak 2002 dengan mengajak ribuan petani untuk menanam kedelai hitam. Berkat hasil budidaya, uji varietas dan uji lokasi, pada Februari 2007, kedelai yang dinamakan Mallika ini resmi dilepas sebagai varietas unggulan nasional. Dengan munculnya Mallika, tercatat dalam sejarah Indonesia tiga kali melepas tiga varietas kedelai hitam, yakni Marapi pada tahun 1938 dan Cikurai pada 1992. Kedelai hitam varietas asli Indonesia ini akhirnya sampai saat ini menjadi bahan baku utama untuk pembuatan produk kecap yang diproduksi PT. Unilever.
Disertasi Setyastuti untuk memperoleh derajat S3 ini juga tidak jauh dengan bidang penelitian yang ditekuninya, kedelai hitam Mallika. Salah satu fokus kajiannya mengenai kajian aplikasi GA3 dan fosfor terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai hitam pada kekurangan dan kelebihan air di daratan rendah dan menengah.
Salah satu kesimpulan dari penelitian,Setyastuti menyebutkan penambahan GA3 100 ppm dengan pupuk SP 36 takaran 75 kg/ha di dataran rendah, menunjukkan hasil panen kedelai hitam pada kondisi lengas tanah kelebihan air dapat meningkatkan produksi sebesar 24,30%, dari semula 1,44 ton/ha menjadi 1,79 ton per hektar. Sementara pada kondisi kekeurangan air dapat meningkatkan hasil sebesar 25,53% dari sebelumnya 1,41 ton/ha menjadi 1,77 ton per hektar.
Di dataran menengah, pemberian GA3 dan pupuk SP36 pada kondisi kelebihan air mampu meningkatkan hasil produksi sebesar 27,46% atau 1,81 ton/ha, sementatra pada kondisi kekurangan air dapat meningkatkan hasil 18,70 % atau 1,65 ton/ha.
Menurut Setyastuti, kandungan GA3 dan pupuk SP 36 ternyata dapat menambah jumlah sel tanaman, bahkan bisa menambah panjang ruas, diameter batang dan tinggi tanaman kedelai hitam. “GA3 dan SP 36 juga bisa meningkatkan laju pertumbuhan,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)