YOGYAKARTA – Dosen Fakultas Farmasi UGM, Abdul Rohman, mendapatkan penghargaan Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa untuk kategori Hak Cipta Bidang Ilmu Pengetahuan (Publikasi) dari Kemenristek Dikti pada bulan Desember lalu di Jakarta. Abdul merupakan satu dari dua orang yang meraih penghargaan di kategori tersebut. Penghargaan yang sama juga diberikan kepada Ferry Iskandar dari Institut Teknologi Bandung.
Abdul, demikian ia akrab disapa, berhasil menyisihkan 39 kandidat dari peneliti yang dianggap paling banyak mempublikasikan artikelnya di jurnal internasional. Ada 15 orang peneliti dari lima kategori yang mendapat penghargaan dari Dikti. Namun Abdul merupakan satu-satunya peneliti termuda yang mendapat penghargaan itu. Di usia yang baru menginjak 37 tahun, Abdul sebelumnya sudah menerima penghargaan sebagai peneliti muda terbaik se-Asia Pasifik dari ProSPER.Net Young Scopus Scientist Award pada bulan Juli 2014.
Abdul merupakan salah satu peneliti di Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada yang konsisten meneliti produk makanan halal. Publikasi risetnya berkenaan dengan pengembangan analisis produk makanan halal lewat deteksi kandungan lemak, daging, dan gelatin babi pada produk makanan, kosmetik, dan farmasi. Risetnya tersebut dipublikasikan di jurnal internasional yang ada di Amerika Serikat seperti International Journal of Food Properties, International Food Research, Journal of the American Oil Chemist Society, Global Journal of Pharmacology.
Abdul mengaku dia mulai aktif menulis di jurnal internasional sejak tahun 2009. Tidak mudah bagi Abdul untuk bisa mempublikasikan artikelnya di jurnal-jurnal internasional. Di jurnal yang sama menolak mempublikasikan naskah artikelnya hingga 3 hingga 4 kali menjadi hal yang biasa baginya. Beruntung, Abdul tidak pernah menyerah. Setiap kali artikelnya ditolak, Abdul lalu memperbaikinya dan kemudian mengirimnya kembali hingga akhirnya diterima dan dipublikasikan. “Ditolak 3-4 kali sudah biasa. Sampai-sampai menulis di jurnal internasional menjadi kesenangan tersendiri bagi saya. Yang penting kita harus berani mencoba,” kata pria kelahiran Pati, Jawa Tengah tahun 1977 ini.
Berdasarkan data di Scopus, ada 64 publikasi Abdul rohman di berbagai jurnal internasional yang disitasi sekitar 424 kali oleh berbagai peneliti di berbagai Negara. Hasil riset yang dipublikasi di jurnal-jurnal tersebut menjadi rujukan bagi peneliti lain dari Malaysia, Spanyol, dan Afganistan. Publikasi jurnal internasional yang terindeks scopus ini memberi keuntungatan tersendiri bagi Abdul karena lewat layanan database terbesar di dunia yang meng-index publikasi di jurnal tentu saja memudahkan Dewan Juri Anuegrah Kekayaan Inteletual Luar Biasa Dikti lebih mudah memberikan penilaian kepada Abdul. “Banyak (artikel) terindeks di scopus banyak manfaatnya bagi saya, salah satunya penghargaan ini,” katanya.
Mendapat penghargaan sebagai peneliti muda yang aktif mempublikasikan artikelnya tentu menjadi kebangaan bagi Abdul Rohman. Di akhir tahun 2014, kebanggan Abdul makin lengkap setelah secara resmi menyandang gelar Profesor sekaligus jabatan Guru Besar Universitas Gadjah Mada. (Humas UGM/Gusti Grehenson)