Komputer telah memainkan peran dalam kemajuan di bidang kedokteran. Banyak komputer di bidang medis dipergunakan untuk menjalankan mesin-mesin di ruang operasi dan unit perawatan intensif, menyimpan catatan medis dan resep obat, serta mentransmisikan kedalam bentuk elektronik.
Menurut Prof. Sri Hartati, M.Sc., Ph.D, ilmu di balik praktik kedokteran modern didasarkan pada penelitian dengan menggunakan komputer. Misalnya, untuk menyusun dan menganalisis array yang besar dan data yang kompleks tentang pemetaan genom manusia yang tidak mungkin dilakukan tanpa komputer.
Meskipun penggunaan komputer di bidang medis sudah mengalami banyak kemajuan, kata Sri Hartati, peran tersebut masih perlu dioptimalkan untuk dimanfaatkan bagi kepentingan perawatan atau mempersiapkan perawatan agar penyebaran penyakit dapat dicegah sedini mungkin. Hal ini sangat bermanfaat bagi orang yang tidak banyak memiliki akses perawatan medis atau tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang penyakit yang dapat disembuhkan atau dicegah.
“Inteligensia buatan sekarang banyak dimanfaatkan untuk monitoring data, pencarian informasi, pemrosesan citra, pengenalan pola dan edukasi medis,” ujarnya di Balai Senat UGM, Selasa (20/1) saat dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM.
Disebutkan Sri Hartati, banyak negara maju telah melakukan inisiatif untuk memodernisasikan sistem perawatan kesehatan dengan berinvestasi di bidang teknologi informasi kesehatan (TI). Tujuannya untuk meningkatkan keselamatan pasien dan meningkatkan kualitas perawatan.
“Pemilihan catatan kesehatan secara elektronik yang interoperable merupakan prasyarat untuk sistem perawatan kesehatan modern dan kunci untuk memberikan sejumlah manfaat kepada pasien tentang perawatan kesehatan,” kata Sri Hartati yang mengucap judul pidato pengukuhan “Inteleligensia Buatan dan Perannya dalam Kehidupan”.
Ditambahkan Sri Hartati, sejumlah besar data tersedia di klinik, mulai dari gejala klinis yang rinci untuk berbagai tipe penyakit hingga luaran dari instrumen medis. Setiap data bisa menjadi informasi yang akan dikirim ke patologi tertentu untuk dicermati dan dievaluasi dalam rangkaian proses diagnostik.
“Untuk merampingkan proses diagnostik dalam rutinitas sehari-hari dan mengoptimalkan kinerja paramedis, metode inteligensia buatan banyak digunakan sebagai alat bantu diagnosis awal sebagai Computer Aided Diagnosis,” tuturnya. (Humas UGM/ Agung)