Penyakit diabetes merupakan penyakit kronis. Sebagai penyakit kronis, satu-satunya cara yang dapat dilakukan pasien adalah melakukan manajemen diri agar terhindar atau memperlambat munculnya komplikasi.
Menurut Nida Ul Hasanat, M.Si, dosen Fakultas Psikologi UGM, manajemen diri diabetes merupakan keterlibatan pasien terhadap seluruh aspek dalam penyakitnya, berupa diet, olah raga/ aktivitas fisik, pengobatan dan pemantauan kadar glukosa dalam darah. Dari berbagai penelitian di Barat maupun di Indonesia memperlihatkan banyak pasien mengalami kesulitan untuk melakukan manajemen diri, sehingga mengakibatkan kontrol glukosa menjadi buruk.
“Manajemen diri merupakan proses yang kompleks, yang menuntut tanggungjawab pasien, sehingga variabel psikologik relevan untuk diidentifikasi,” katanya di Auditorium G-100 Fakultas Psikologi UGM, Senin (26/1) saat menjalani ujian terbuka program doktor.
Dari penelitian-penelitian sebelumnya, kata Nida Ul Hasanat, ditemukan banyak faktor psikososial berpengaruh dalam manajemen diri. Faktor psikososial tersebut efikasi diri, dukungan sosial, expressed-emotion, dan depresi.
Efikasi diri merupakan keyakinan pasien terhadap kemampuannya untuk mengorganisir dan melakukan tindakan untuk mencapai manajemen diri. Dukungan sosial merupakan persepsi pasien terhadap sumber daya yang diberikan oleh orang lain di sekitar subyek, yaitu pasangan/keluarga, dokter/petugas medik, dan teman untuk membantu pasien dalam mengelola penyakitnya.
Sedangkan, Expressed-emotion (EE) merupakan persepsi pasien terhadap respon emosional anggota keluarga kepada pasien, dan depresi merupakan perubahan negatif dalam emosional, kognitif, motivasional, vegetatif dan fisik. Dari hasil penelitian terhadap 219 penderita diabetes rawat jalan di RSUP dr. Sardjito dan RSUD Sleman dengan karakteristik didiagnosis diabetes minimal satu tahun, usia 40 – 75 tahun dan tinggal bersama pasangan atau keluarga, maka disimpulkan efikasi diri memiliki kontribusi sebesar 56,3 persen terhadap manajemen diri pasien diabetes melitus tipe II.
“Artinya, keyakinan pasien terhadap kemampuannya untuk mencapai manajemen diri dapat memprediksi 56,3 persen terhadap keberhasilan atu kegagalan pasien dalam melakukan manajemen diri diabetes,” ujar Nida Ul Hasanat saat mempertahankan disertasi “Manajemen Diri Diabetes: Analisis Kuantitatif Faktor-Faktor Psikososial Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II”.
Disimpulkan pula bila depresi memiliki kontribusi sebesar 18,4 persen terhadap manajemen diri diabetes melitus Tipe II. Artinya, emosi negatif, cara berpikir negatif, kurangnya motivasi dan kondisi umum fisik yang kurang mendukung akan memprediksi 18,4 persen terhadap keberhasilan atau kegagalan pasien dalam melakukan manajemen diri diabetes.
“Dukungan sosial tidak dapat digunakan dalam hal ini, sementara expressed-emotion negatif berupa respon emosional negatif anggota keluarga yang ditangkap pasien memiliki peran terhadap keberhasilan atau kegagalan pasien dalam melakukan manajemen diri diabetes”, papar perempuan kelahiran Yogyakarta, 4 Desember 1962.
Dalam pandangan Nida Ul Hasanat manajemen diri diabetes sangat penting saat ini, mengingat survei WHO tahun 2000 memperlihatkan Indonesia menempati urutan keempat jumlah penyandang diabetes terbesar di dunia (8,4 juta), setelah India (31,7 juta), Cina (20,8 juta) dan Amerika Serikat (17,7 juta). Meski masih menempati rangking keempat, jumlah penyandang diabetes di Indonesia diperkirakan akan mencapai 21,3 juta di tahun 2030.
Oleh karena itu, sebagai salah satu saran dalam desertasinya, Nida berharap dalam hal ekspresi emosi negatif keluarga yang ditangkap pasien maka keluarga belajar bisa mengidentifikasi kalimat negatif yang disampaikan kepada pasien. Sebaliknya, pasien diharap membantu keluarga agar lebih memahami cara komunikasi yang diharapkan pasien.
“Kita berharap pasien dapat meningkatkan keyakinan diri dalam melakukan manajemen diri diabetes dengan cara-cara terlibat dalam komunitas pasien diabetes, misalnya terlibat di Persadia sehingga bisa mendapatkan contoh keberhasilan pasien lain dalam melakukan manajemen diri diabetes”, paparnya. (Humas UGM/ Agung)