Program Hibah Kompetisi B, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM bekerjasama dengan Himpunan Alumni Jerman Yogyakarta (SURED Alumni Network) akan menyelenggarakan Seminar On Sustainable Resource Development (SURED) dengan tema “Pengembangan Wilayah Selatan-Selatan Pawonsari Bakulrejo (Pacitan-Wonogiri-Wonosari-Bantul-Kulonprogo-Purworejo) pada hari Sabtu, 27 Agustus 2005 di Ruang Sidang Utama, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM.
Menurut Ketua Jurusan Teknik Sipil UGM Prof. Dr. Bambang Triatmodjo seminar ini dilatarbelakangi bahwa provinsi DIY merupakan provinsi penghubung antara Provinsi Jawa Timur-Jawa Tengah-Jawa Barat (khususnya wilayah Selatan), yang mempunyai peranan sangat strategis. Dengan dimulainya pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan Pulau Jawa, wilayah Propinsi DIY akan berkembang dengan pesat. “Hal ini sangat penting untuk menyeimbangkan pertumbuhan wilayah DIY yang selama ini cenderung berkembang ke arah Utara-Timur Laut,” ungkap Prof. Bambang.
Seminar akan dihadiri Dr. –Ing. Ir. Ahmad Munawar, M.Sc (Ketua Panitia); Prof. Dr. Bambang Triatmodjo (Kajur Teknik Sipil UGM); Prof. Dr. Dieter Prinz (Penjelasan SURED); Drs. Idham Samawi (Bupati Bantul); Ir. Bayudono, M.Sc (Kepala Bapeda DIY); Ir. Darmanto, Dip. HE, M.Sc (moderator); Dr. Wayan TA/Dr Taryono; Dr. –Ing Singgih Hawibowo/ Dr.-Ing Kusnanto/ Dr.-Ing Harwin S; Dr. –Ing Agus Maryono; Dr. Samodra Wibawa dan Dr Kwaharani.
Lebih lanjut Prof. Bambang mengatakan dengan pemerataan perkembangan wilayah, berbagai potensi dan andalan di DIY akan ikut tumbuh dan berkembang sejalan dengan realisasi Jalur Jalan Lintas Selatan, khususnya di Provinsi DIY. Terdapat empat kawasan andalan di DIY, yaitu kawasan andalan Sleman, kawasan andalan Bantul, kawasan andalan Gunung Kidul dan kawasan andalan Kulon Progo. Lebih detailnya, keempat kawasan tersebut dibagi menjadi delapan sub kawasan andalan, yaitu sub kawasan kota Yogyakarta, sub kawasan Prambanan-Ratu Boko, sub kawasan Piyungan, sub kawasan Gamping-Sedayu, sub kawasan Tempel-Kaliurang-Pakem, sub kawasan Pajangan-Sentolo, sub kawasan Kretek Parangtritis dan Sub Kawasan Imogiri. “Diharapkan dengan adanya pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan Pulau Jawa di Provinsi DIY, kedelapan sub kawasan andalan tersebut dapat berkembang secara maksimal, dengan adanya kemudahan terutama dalam hal aksesibilitas, baik antar sub kawasan maupun aksesibilitas menuju wilayah/provinsi lainnya,” lanjut Prof. Bambang.
Oleh karena itu, ditambahkan Prof. Bambang, seminar ini akan sangat penting artinya dalam menyamakan persepsi serta membangun komunikasi antar sektor guna mendukung pengembangan sumberdaya wilayah Selatan-Selatan yang berkelanjutan (sustainable resource development) sehubungan dengan dibangunnya Jalur Jalan Lintas Selatan tersebut. (Humas UGM)