Sebanyak 30 mahasiswa UGM mengikuti KKN-PPM di Raja Ampat, Papua Barat, Juli-September 2014 lalu. KKN tepatnya mengambil tempat di Kampung Manyaifun. Perjalanan menuju kampung Manyaifun membutuhkan waktu sekitar 4 jam dari Waisai, ibukota Kabupaten Raja Ampat.
Tiga puluh mahasiswa UGM ini berasal dari berbagai ilmu disiplin. Fajar Surya Budiman selaku ketua tim KKN menuturkan penentuan lokasi di Manyaifun sebelumnya telah melalui sejumlah survei serta koordinasi dengan pemerintah daerah setempat.
“Selama itu kami berada pada situasi yang berbeda dengan kehidupan yang biasa dialami. Dari mendapatkan air bersih, pasokan listrik yang terbatas, hingga sinyal telekomunikasi yang tidak menentu,” papar Fajar, Senin (16/2).
Ia menambahkan meskipun berada di lokasi yang cukup sulit para mahasiswa tidak pudar semangatnya. Fajar mengaku program pembangunan fisik, peningkatan potensi lokal tetap berlangsung walaupun di tengah-tengah keterbatasan. Beberapa program yang mereka kerjakan selama KKN antara lain pembuatan rumah belajar, pembuatan MCK, pelatihan koperasi dan UMKM serta pemasangan panel surya.
“Misalnya untuk panel surya cukup penting karena listrik di sana hanya menyala dari jam 6 petang sampai jam 12 malam. Selepas itu listrik padam,” urai mahasiswa Fakultas Ekonomi itu.
Senada dengan itu, anggota tim KKN, Ellsye Maria Panggabean menuturkan adanya kendala yang mereka hadapi sebelum melakukan program kegiatan. Beberapa kendala itu antara lain dari sisi bahasa serta penerimaan warga setempat.
“Awalnya cuek. Tapi setelah kita koordinasi dan pendekatan melalui kepala kampung warga akhirnya bisa menerima,” kenang Ellsye.
Untuk bisa mengerjakan program kegiatan selama KKN diakui Ellsye dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Untunglah banyak pihak berpartisipasi membantu baik dalam bentuk uang maupun barang, seperti buku-buku. “Bayangkan saja dana awal kita hanya 10 juta. Dipakai di sana 1 minggu saja habis,” katanya.
Banyak pengalaman berharga selama KKN mereka peroleh. Semangat berkarya serta kesederhanaan masyarakat Manyaifun bisa menjadi contoh bagi yang lain. Perhatian pemerintah untuk memajukan daerah terpencil patut ditingkatkan. Sebagai bentuk kepedulian mereka khususnya terhadap pendidikan anak-anak di Papua kini terbentuklah Komunitas Untuk Papua. Segala aktivitas mereka bisa pula dilihat melalui website untukpapua.com.
Sementara itu Direktur Direktorat Pengabdian Masyarakat LPPM UGM, Prof. Ir. Irfan Dwidya Prijambada, M.Eng., Ph.D. menyambut baik karya-karya mahasiswa, terutama hadirnya untukpapua.com. Mahasiswa KKN UGM menurut Irfan didorong untuk mendokumentasikan kegiatan dan lingkungannya, serta melakukan program yang berkelanjutan. Dokumentasi menjadi kegiatan yang penting agar potensi sumber daya alam dan budaya Indonesia dapat dieksplorasi dengan baik .
“Dokumentasi ini akan menjadi bahan publikasi sehingga bermanfaat sebagai dasar dalam merancang program berkelanjutan di lokasi KKN itu,” kata Irfan. (Humas UGM/Satria)