YOGYAKARTA – Tahun 2014 yang lalu merupakan tahun politik namun juga menjadi tahun dimana ilmu statistika memiliki peran cukup penting. Soalnya untuk menghasilkan data quick count yang terpercaya membutuhkan olahan data dari analisis ilmu statistika. Tidak heran, fenomena quick count pun menjadikan banyak orang semakin melek dengan ilmu statistika. Meski begitu, statistika tidak hanya diperlukan di saat pesta demokrasi berlangsung atau saat Biro Pusat Statistik melaporkan hasil sensus penduduk, ilmu statistika telah dikembangkan lebih jauh, salah satunya digunakan sebagai aplikasi pemodelan data keuangan.
Dosen Statistika, Jurusan Matematika, FMIPA UGM Prof. Dr. Dedi Rosadi, S.Si., M.Sc., mengatakan dirinya bersama anggota tim riset mengembangkan beberapa aplikasi ekonometrika keuangan untuk penyelesaian masalah pada bidang keuangan. Salah satunya meneliti pemodelan sistem peringatan dini untuk krisis keuangan Indonesia. “Sistem ini dibangun untuk memonitor pergerakan nilai sejumlah indikator yang menunjukkan perilaku tidak normal pada masa sebelum terjadi krisis,” kata Rosadi pada pidato pengukuhan jabatan Guru Besar yang berlangsung di ruang Balai Senat UGM, Selasa (24/2)
Melalui kerja sama dengan Badan Kebijakan Fiskal, Rosadi menggunakan model parametrik dan ekonometri melalui tool dashboard early warning system yang dapat digunakan untuk memprediksi secara lebih awal apabila adanya kemungkinan krisis keuangan yang akan terjadi di Indonesia. Bekerja sama dengan PT Indonesia Bond Pricing Agency, Rosadi melakukan kajian pemodelan yield spread obligasi korporasi Indonesia. “Kajian ini menentukan harga wajar dari obligasi yang dikeluarkan pemerintah Indonesia,” kata pria kelahiran Belitung, 20 Desember 1974 ini.
Rosadi mengatakan penelitian lain yang dilakukannya adalah melakukan kajian metode lelang obligasi negara. Menurut Rosadi, menciptakan pasar obligasi yang kuat, pengembangan metode penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) perlu terus ditingkatkan. Pemerintah disarankan perlu mempertimbangkan jenis pilihan produk obligasi yang lebih beragam dan menarik bagi investor. Meski demikian, dari sisi produk, metode lelang obligasi negara juga perlu menjadi perhatian. Pasalnya, penentuan metode penerbitan SBN harus mempunyai tujuan untuk menarik jumlah investor yang lebih besar dan meningkatkan kualitas pengelolaan portofolio risiko dan biaya utang negara. “Hal ini dapat dilakukan dengan pemilihan metode di antara multiple-price (harga beragam),” ujarnya.
Meski banyak telah banyak mengembangkan beberapa pemodelan ekonometrika keuangan, Rosadi menuturkan tantangan penerapan ilmu statitiska memerlukan pengembangan dalam hal metodologi big data analytics untuk menghasilkan informasi akurat dalam mendukung bisnis keuangan di Indonesia. Soalnya dalam metode business analytics menggunakan teknologi informasi, analisis statistika dan metode kuantitatif serta model matematika dalam meningkatkan pemahaman terhadap model bisnis. “Statistikawan mau tidak mau membuka diri dan menguasai perkembangan teknologi era big data di masa mendatang,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)