UGM sejak satu tahun terakhir ini telah menjalin kerja sama dengan Selandia Baru, khususnya di bidang pertanian dan peternakan. Kerja sama setidaknya melibatkan Fakultas Biologi serta Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB). Salah satu bentuk nyata kerja sama tersebut, yaitu menggandeng Shafers Ltd. sebagai salah satu perusahan perdagangan internasional untuk produk-produk pertanian seperti melon, nanas, kiwi dan blackberry.
Sebagai tindak lanjut inisisasi kerja sama tersebut maka pada 1-5 Maret 2015, UGM menugaskan Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., sebagai pakar budidaya melon untuk melaksanakan observasi dan pengembangan riset, khususnya di bidang budidaya dan pengolahan melon di Aucklnad dan Keri Keri bagian utara Selandia Baru.
“Kunjungan ini sebagai tindak lanjut kerja sama yang telah dirintis sebelumnya,” papar Budi, Selasa (10/3).
Budi Daryono menuturkan hasil observasi dan riset tersebut selanjutnya akan digunakan UGM dan Shafers Ltd. untuk persiapan budidaya dan produksi melon di Indonesia. Melon ini nantinya akan sebagai komoditas buah ekspor unggulan ke Jepang dan beberapa negara tujuan ekspor lainnya seperti Singapura, Qatar, Bahrain dan beberapa negara lain di Timur Tengah. Pada kesempatan tersebut, 3 orang perwakilan Shafers Ltd. yaitu John Shafer, Brin Thorington dan Mike Te-Aranga juga mengharapkan peran UGM dalam mengembangkan budidaya dan produksi buah nanas sebagai fresh cut fruit untuk diekspor ke seluruh dunia, mengingat Indonesia sampai saat ini sebagai penghasil terbesar buah nanas di dunia khusunya untuk olahan jus.
“Mereka banyak berharap UGM bisa turut mengembangkan nanas, selain melon,” katanya.
Pada kesempatan terpisah Dr. Paripurna P. Sugarda, S.H., L.L.M, selaku Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Alumni UGM mengharapkan inisiasi dan pengembangan kerjasama tersebut sebagai upaya untuk mengembangkan agro-teknologi sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu negara produsen buah-buahan dunia.
“Indonesia kuat karena dikenal sebagai produsen buah dunia. Ini yang harus dipertahankan,” kata Paripurna.
Seperti diketahui Selandia Baru adalah sebuah negeri yang terletak di sebelah tenggara Australia dengan kekuatan ekonomi serta devisa yang sebagian besar berasal dari ekspor hasil peternakan dan pertanian. Negara dengan jumlah penduduk 4,43 juta pada tahun 2012 lalu ini memiliki populasi sapi perah dengan jumlah 4,9 juta dan biri-biri atau domba sebanyak 51,8 juta ekor. Kondisi ini menjadikan Selandia Baru dikenal sebagai salah satu negara penghasil susu terbesar di dunia dengan total produksi 20,7 milyar liter susu pada tahun 2014 lalu. Di bidang pertanian dan perkebunan, Selandia Baru juga dikenal sebagai negara penghasil dan pengekspor buah Kiwi terbesar di dunia. (Humas UGM/Satria)