dr. Yusmein Uyun, Sp.An.KAO dinyatakan lulus dan memperoleh gelar Doktor Bidang Ilmu Kedokteran dan kesehatan Fakultas kedokteran UGM. Sekretaris Kelompok Satuan Medis Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif RSUP DR. Sardjito/ FK UGM, lulus setelah mempertahankan desertasi “Anestesi Epidural Bupivakain 0,5 % Isobarik pada Seksio Sesarea: Kajian Farmakokinetika dan Farmakodinamik Bupivakain dan Nitrit Oksid pada Pasien Preeklampsia dibanding Pasien Kehamilan Normotensi”, di Auditorium Fakultas Kedokteran UGM, Kamis (26/3).
Yusmein Uyun mengatakan apabila tidak ada kontra indikasi mutlak, anestesi epidural lumbal (AEL) bupivakain merupakan pilihan pertama. AEL bupivakain bermanfaat sebagai anestesi, analgesi sekaligus terapi pada pasien preeklampsia (PE). Ia berperan dalam perbaikan patologis yang sulit diprediksi, yang pada akhirnya berdampak menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan janin.”Pada pasien kehamilan normotensi (KN), AEL merupakan pilihan yang aman sebagai anestesi dan analgesi”, katanya.
Dijelaskannya, anestesi epidural lumbal (AEL) sering digunakan untuk operasi melahirkan bayi melalui abdomen, seksio sesarea (SS). Teknik anestesi ini selain digunakan untuk anestesi pada SS, digunakan juga untuk analgesi pada persalinan pervaginam dan pasca SS.
Karena itu, untuk mengkaji sejauh mana perbedaan farmakokinetika dan farmakodinamika bupivakain 0,5 % isobarik pada pasien PE maupun pasien KN perlu dilakukan farmakokinetika dan farmakodinamika bupivakain 0,5 % isobarik pada pasien yang tidak hamil yang menjalani operasi dengan tindakan AEL. Sementara, data farmakokinetika dan farmakodinamika berdasarkan penelitian pada subyek Indonesia untuk merumuskan dosis yang rasional pada pasien Indonesia.
Secara ilmiah, Yusmein berharap penelitiannya bisa mengembangkan ilmu pengetahuan farmakokinetik dan farmakodinamik obat anestetik lokal untuk anestesia dan analgesia. Terutama untuk pasien hamil patologis dan pasien hamil normal, sehingga diharapkan obat anestetik lokal dan dosis yang digunakan memberikan efek yang optimal dan efek samping yang minimal. Sedangkan secara klinis maka bagi para ahli anestesi dapat menggunakan AEL bupivakain dengan dosis yang rendah menjadi pilihan yang aman bagi ibu hamil dan bayi.
“Sebab pada kasus PE pilihan AEL bupivakain selain aman, sekaligus merupakan terapi dan digunakan lebih awal dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas yang signifikan pada pasien PE dan pasien KN”, papar Yusmein didampingi promotor Prof. dr. H. Djaswadi Dasuki, Sp.OG (K) MPH, Ph.D dan ko-promotor Prof. DR. Mustofa, M.kes., Apt serta Prof. dr. Soenaryo, Sp.An.KIC. (Humas UGM/ Agung)