Program manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sektor pertanian berpengaruh secara signifikan menurunkan angka kejadian Penyakit akibat Kerja (PAK) pada petani sawah. Semakin tinggi penerapan manajemen K3 sektor pertanian oleh petani sawah, maka semakin rendah angka kejadian PAK. Hal ini diungkapkan oleh Anderias Umbu Roga pada ujian terbuka program doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM, Jumat (27/3).
“Kecelakaan kerja jelas berpengaruh secara signifikan menurunkan produktivitas kerja petani sawah,” papar Anderias.
Dalam disertasinya berjudul “Manajemen K3 Sektor Pertanian Kajian Pada Petani Sawah Desa Sinduharjo Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman DIY”, Anderias menegaskan bahwa semakin tinggi angka kejadian kecelakaan kerja maka semakin rendah produktivitas kerja petani sawah. PAK berpengaruh secara signifikan untuk menurunkan produktivitas kerja petani sawah. Semakin tinggi angka PAK maka semakin rendah produktivitas kerja petani sawah. Program manajemen K3 sektor pertanian berpengaruh secara signifikan untuk meningkatkan produktivitas kerja petani sawah.
“Semakin tinggi penerapan manajemen K3 sektor pertanian, maka semakin tinggi pula produktivitas kerja petani sawah di Sleman,” urai dosen di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana, Kupang tersebut.
Anderias memberikan gambaran bahwa sejak tahun 2004 sampai 2006 tingkat kecelakaan kerja di Indonesia tergolong tinggi. Indonesia berada di urutan ke-26 dari 27 negara dengan kejadian kecelakaan dan penyakit akibat kerja terbanyak.
Sejauh ini, tenaga kerja formal maupun informal termasuk petani sawah belum diproteksi secara baik dari akibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja, terutama tidak diadakannya pendidikan dan pelatihan K3 khusus untuk petani sawah.
“Pertanian dan pengelolaan hutan menempati urutan pertama tertinggi untuk angka rerata kecelakaan kerja, diikuti pertambangan, transportasi dan manufaktur,” terang Anderias.
Ia menjelaskan penerapan manajemen K3 sektor pertanian dapat memenuhi beberapa manfaat yang diharapkan yakni menghindarkan pekerja dari bahaya kecelakaan ringan maupun berat, mengurangi rasa sakit dan penderitaan, biaya asuransi dan kecelakaan, menurunkan jumlah kejadian cedera dan cacat permanen, serta peningkatan produktivitas dari tenaga kerja.
Dari hasil penelitiannya tersebut, Anderias berharap agar penerapan manajemen K3 sektor pertanian pada kelompok tani sawah di Sleman bisa terus dijalankan. Penerapannya bisa dilakukan melalui motivasi dan dan pengawasan oleh berbagai pihak seperti perguruan tinggi maupun instansi terkait lainnya.
“Ke depan petugas lapangan bidang pertanian bisa dibekali pengetahuan K3 pertanian yang memadai melalui proses sertifikasi oleh instansi terkait,” pungkasnya. (Humas UGM/Satria)