YOGYAKARTA – Umur, luas lahan dan jumlah pendapatan yang didapat seorang petani sangat berpengaruh pada hasil produktivitas dan kegiatan konservasi. Semakin tua umur petani maka produktivitas semakin menurun. Namun begitu, umur petani berpengaruh positif pada indeks kegiatan konservasi. Semakin tua umur petani, maka kesadaran untuk melakukan kegiatan konservasi semakin tingi. Sebaliknya, semakin muda umur petani maka kesadaran melakukan kegiatan konservasi semakin rendah.
Demikian hasil penelitian yang dilakukan Dosen Fakultas Teknologi dan Ilmu Kebumian, Universitas Halu Oleo, La Ode Restele, S.Pd.M.Si., saat menempuh ujian terbuka promosi doktor di Ruang Audit Merapi Fakultas Geografi, Sabtu (4/4). Penelitian ini dilakukan pada sejumlah petani di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Garang, Jawa Tengah, meliputi 3 kabupaten/kota, yakni Kabupetan Semarang, Kabupaten Kendal dan Kota Semarang. Petani yang dilibatkan dalam penelitian ini tinggal di 11 Kecamatan dan 25 desa yang masuk wilayah hulu dan dan tengah DAS Garang,
Dari penelitian La Ode, kegiatan konservasi tanah yang dilakukan petani s lebih banyak dilakukan pada lahan usaha sawah, tegalan, dan pekarangan. Jenis konservasi berupa penanaman tanaman penguat teras, penamana menyilang lereng, pegiliran tanaman semusim, penanaman rumoput SPA, penggunanan mulsa, penggunaan pupuk kandang, penanaman tanaman tahun, pembuatan bangunan koservasi, dan pengolahan tanah menyilang lereng.
Menurut La Ode, kesadaran petani untuk melakukan konservasi secara mekanik, vegetatif dan kimia didasari pengetahuan petani memahami pentingnya kegiatan konservasi tanah, Meski konservasi tanah yang dilakukan belum mampu mengurangi laju erosi yang ada pada lahan usaha tani sawah, tegalan, dan pekarangan.
Luas lahan dan pendatapan petani berpengaruh positif pada kegiatan konservasi. Petani yang memiliki pendapatan tinggi memiliki kesadaran yang tinggi. Selain itu, seamkin tinggi harga dasar pupuk maka semakim tinggi kegiatan konservasi, “Harga pupuk yang tinggi mendorong petani memanfaatkan mulsa atau kompos,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)