Staf pengajar Fakultas pertanian Universitas Palangkaraya, Zafrullah Damanik dinyatakan lulus program doktor Bidang Ilmu Pertanian UGM, Kamis (16/4). Didampingi tim promotor Dr. Ir. Benito H. Purwanto, M.Agr.Sc dan Dr. Ir. Eko Hanudin, M.S, promovendus berhasil mempertahankan desertasi berjudul “Kajian Kimia Air Gambut pada Lahan Gambut dengan Substratum Bahan Sulfidik”.
Zafrullah Damanik mengatakan lahan gambut merupakan suatu ekosistem yang unik dan rapuh karena berada dalam suatu lingkungan rawa. Karena berada di dalam lingkungan rawa maka lahan ini senantiasa tergenang sehingga dalam ekosistem ini terbentuk tanah yang belum mengalami perkembangan, seperti tanah-tanah aluvial (Entisols) dan tanah-tanah yang berkembang dari tumpukan bahan organik atau tanah gambut (Histosols).
Menurut Zafrullah, endapan bahan sulfidik pada tanah gambut tidak akan menimbulkan masalah selama kondisi reduksi ia berada di bawah muka air tanah. Permasalahan muncul manakala bahan sulfidik terpapar oleh oksigen, yaitu setelah dilakukan drainase atau penggalian saluran yang mengakibatkan oksidasi bahan sulfidik menjadi asam sulfat dan mengakibatkan pemasaman.
“Kemasaman tanah yang berlebihan tersebut diikuti oleh kelarutan besi (Fe), aluminium (AI) dan mangan (Mn) yang tinggi hingga meracun (toksik) bagi tanaman, defisiensi fosfor (P) karena terikat kuat oleh Fe dan AI dan rendahnya kation-kation basa dalam tanah karena lebih banyak larut dan terlindi”, paparnya di Auditorium Fakultas Pertanian UGM.
Pada lahan gambut yang memiliki substratum bahan sulfidik, kata Zafrullah, ketebalan lapisan gambut berpengaruh terhadap reaktivitas pirit. Hal tersebut diduga karena adanya peranan senyawa organik yang berpengaruh terhadap reaktivitas senyawa sulfidik.
“Sehingga perubahan atau usikan terhadap lapisan gambut akan berpengaruh terhadap kimiawi air gambut bersulfidik dan mineral sensitif. Gambut yang terbentuk semakin tebal dengan semakin jauh jarak dari sungai akan membentuk kubah gambut (peat dome). Kondisi inilah yang mengakibatkan adanya perbedaan tinggi muka air tanah dan pola aliran di lahan gambut yang juga dipengaruhi oleh kondisi hidrologi”, katanya. (Humas UGM/ Agung)