Dalam upaya memperbaiki potensi genetik tanaman, khususnya untuk sifat hasil serat melalui program pemuliaan tanaman, pemulia kenaf menghadapi beberapa kendala. Salah satu kendala tersebut adalah sifat tanaman kenaf yang peka terhadap fotoperiodisitas (photoperiod sensitif plant).
“Kenaf tergolong tanaman hari pendek yang akan cepat berbunga bila ditanam pada hari pendek, yaitu bulan-bulan yang memiliki panjang hari kurang dari 12,5 jam atau pembungaannya akan tertunda bila ditanam pada hari panjang,” kata Marjani, peneliti pada Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat Jawa Timur, di Auditorium Fakultas Pertanian UGM, Senin (20/4).
Menjalani ujian terbuka program doktor Bidang Ilmu Pertanian UGM, Marjani menjelaskan serat kenaf diperoleh dari bagian vegetatif tanaman, yaitu bagian kulit batangnya sehingga musim tanam yang tepat sangat penting agar diperoleh serat dengan jumlah dan mutu yang tinggi. Musim yang menyebabkan fase vegetatif lebih lama adalah hari panjang.
Menurut Marjani, kesesuaian hari panjang untuk produksi serat ini didukung pula oleh ketersediaan air yang cukup untuk pertumbuhan dan untuk perendaman pada saat pengolahan serat. Bahwa hari panjang yang dimaksud adalah periode musim pertanaman kenaf lebih dari 12,5 jam dengan segala lingkungan agroklimat yang menyertainya.
“Sementara yang dimaksud hari pendek adalah bulan-bulan di luar musim pertanaman yang tidak pernah lebih dari 12,5 jam dengan segala lingkungan agroklimat yang menyertainya,” papar Marjani saat mempertahankan disertasi “Efisiensi Seleksi di Hari Pendek untuk Meningkatkan Hasil Serat Tanaman Kenaf”.
Untuk mendapatkan varietas unggul kenaf yang berdaya hasil serat tinggi, kata Marjani, seleksi seharusnya dilakukan pada hari panjang dan akan lebih efektif bila dilakukan pada lingkungan tempat tanaman akan dikembangkan. Untuk mendapatkan varietas unggul baru tersebut maka seleksi yang dilakukan pada hari panjang memerlukan waktu yang cukup lama, yaitu 10 -12 tahun. Karena itu, untuk memperpendek waktu seleksi perlu kajian yang mendalam mengenai kemungkinan dilakukan seleksi di hari pendek dan di hari panjang.
“Sehingga dalam satu tahun dapat dilakukan dua kali seleksi atau waktu seleksi hanya 5-6 tahun dan untuk mengatasi permasalahan pemuliaan kenaf yang terkait sifatnya yang peka terhadap fotoperiodisitas maka perlu untuk merakit varietas kenaf yang tidak peka terhadap foroperiodisitas,” papar Marjani didampingi tim promotor Dr. Ir. taryono, M.Sc, Dr. Ir. Nasrullah, M.Sc, Dr. Panjisakti Basunanda, SP., MP dan Dr. Ir. Rully Dyah Purwati, M.Phil. (Humas UGM/ Agung).