YOGYAKARTA – Rumah tangga yang memiliki jaminan kesehatan cenderung melakukan pengeluaran yang lebih besar untuk biaya kesehatan daripada yang tidak mempunyai jaminan kesehatan. Pasalnya kemauan lebih besar dari pemilik asuransi kesehatan untuk mengeluarkan biaya kesehatan karena mendapat informasi dan pelayanan kesehatan yang lebih baik. Namun begitu, pengeluaran untuk membiayai kesehatan yang melebihi kemampuan keuangan rumah tangga akan memperberat stabilitas ekonomi rumah tangga dalam istilah ekonomi dinamakan pengeluaran katastrofik.
Demikian dikatakan peneliti Pusat Kajian Pembiayaan dan Manajemen Asuransi Kesehatan, Fakultas Kedokteran UGM, dr. Bondan Agus Suryanto, S.E., M.A., AAK., pada ujian terbuka promosi doktor belum lama ini di Fakultas Kedokteran UGM. Menurut Bondan, kondisi sakit tidak selalu mendorong sesorang megeluarkan biaya kesehatan untuk dibayarkan pada fasilitas kesehatan, “Sebagian besar tergantung ada situasi ekonomi yang rentan katastrofik jika seseorang mengeluarkan biaya kesehatan,” paparnya.
Menurutnya rata-rata rumah tangga menghabiskan sekitar 2,1 persen dari total konsumsi mereka untuk kesehatan, mulai dari 1,6 persen untuk kelompok miskin dan 3,5 persen untuk kelompok kaya. Rumah tangga dengan tingkat ekonomi lebih baik mempunyai banyak pilihan dan kemauan untuk membayar lebih untuk mengeluarkan biaya kesehatan. Sedangkan rumah tangga yang miskin dan tidak mempunyai jaminan kesehtan mengalami katastrofik ekonomi karena membayar pelayanan kesehatan, “Sehingga kesempatan lebih sempit untuk mengeluarkan biaya kesehatan,” ujarnya.
Bagi kelompok miskin, rentan dan sektor informal terutama yang tidak mampu membayar premi jaminan kesehatan secara rutin perlu diberikan subsidi pemerintah dengan pelayanan kesehatan yang dibiayai dari pendapatan negara. Adapun disparitas sumber daya kesehatan antara daerah perlu segera dikurangi dengan paket-paket kebijakan yang sesuai dengan problematika tiap daerah di Indonesia. Menurutnya, perlu dikaji lebih jauh tentang pengaruh jaminan kesehatan pada JKN terhadap ekonomi rumah tangga. (Humas UGM/Gusti Grehenson)