Beberapa wilayah di Banyuwangi masih terdapat sejumlah kasus stunting yang perlu mendapatkan perhatian.
Melihat kondisi tersebut maka mahasiswa KKN PPM UGM di Siliragung menggagas adanya puding buah naga. Menurut Koordinat Unit Siliragung, Andini Lestari, puding buah naga adalah inovasi pangan olahan yang dibuat untuk memenuhi asupan buah lokal pada anak-anak di Posyandu.
“Puding dipilih karena teksturnya yang lunak dan mudah dicerna oleh balita,” kata Andini di sela-sela Monev KKN UGM yang dihadiri Rektor UGM, Jumat (28/7).
Manfaat puding buah naga ini menjadi alternatif makanan tambahan bergizi dan dapat digunakan sebagai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi anak usia Posyandu yang memanfaatkan buah lokal sebagi bahan utama.
Ia menuturkan wilayah Siliragung dan sekitarnya selama ini dikenal sebagai salah satu sentra buah naga di Banyuwangi. Pembuatan puding buah naga ini relatif mudah dan kaya akan zat gizi yang baik untuk ibu hamil maupun balita.
“Gizinya misalnya kaya akan karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin dan mineral, ” katanya.
Sujono, Kasie PMK Kecamatan Pesanggaran, yang lokasinya tidak jauh dari Siliragung menyambut baik KKN UGM di wilayahnya. KKN UGM hadir dengan ide-ide baru khususnya dalam pengembangan produk buah naga yang melimpah.
“Selama ini kan kebanyakan hanya dijual buah saja. Nah, sekarang ada ide membuat puding buah naga, bakpia buah naga, dsb,”urai Sujono.
Sujono mengakui saat puncak panen buah naga yang melimpah harga jualnya cukup rendah berkisar 4-5 ribu per kilogramnya. Maka dengan adanya inovasi puding buah naga itu maka petani maupun kader-kader kesehatan bisa membuat dan menjualnya dalam bentuk lain.
Senada dengan Sujono, Hendro Prasetyo dari agrowisata petik jeruk dan buah naga Pesanggaran menambahkan hadirnya KKN UGM memberi semangat baru bagi para petani buah naga. Ibu-ibu pelaku UMKM juga mendapat inspirasi pengembangan usaha buah naga.
“Mereka baru tahu kemudian buah naga itu bisa buat bakpia, puding, pupuk dll. Sangat membantu,”kata Hendro.
Program kerja KKN UGM ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs khususnya peran mahasiswa dalam poin zero hunger (tanpa kelapran) serta no poverty melalui pendampingan UMKM.
UGM pada pertengahan tahun ini menerjunkan sekitar 7.079 mahasiswa KKN PPM dari 19 fakultas untuk mengabdi di 31 provinsi, 97 kabupaten, 204 kecamatan, dan lebih dari 400 desa di penjuru Indonesia.
Penulis: Satria