Dosen Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Prof. Dr. drh. Raden Wisnu Nurcahyo, dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang parasitologi pada upacara pengukuhan Guru Besar yang berlangsung di Balai Senat, Gedung Pusat UGM, Selasa (11/7). Wisnu Nurcahyo menyampaikan pidato pengukuhan yang berjudul Penyakit Surra dan Implikasinya pada Kesehatan Manusia, Hewan dan Lingkungan.
Wisnu menyampaikan penyakit Surra disebabkan oleh Trypanosoma evansi, parasit protozoa yang biasa berparasit pada hewan dan ternak, khususnya sapi, kerbau, kuda dan rodensia. Parasit ini hidup dalam plasma darah dan cairan jaringan vertebrata dan hanya beberapa yang hidup dengan menginvasi sel.
Menurutnya, penyakit Surra dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit setiap tahunnya,. Kerugian yang teramati adalah seperti penurunan produksi, pertumbuhan yang terhambat, dan jika tidak diobati dapat mengakibatkan kematian. “Prevalensi kejadian Trypanosomiasis pada kerbau di Sumatera, Jawa, Kalimantan Selatan, Lombok, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara berkisar antara 5,8-7%,” katanya.
Ternak yang terinfeksi Trypanosoma biasanya tampak lesu, berat badan menurun, anemia, oedema di beberapa bagian tubuh, demam intermiten, pembesaran di nodus limfatikus prescapular, produksi susu menurun, salivasi, lakrimasi dan dapat terjadi abortus.
Usaha pengendalian penyakit bergantung pada kemoterapi nami demikian sering menemui kendala diantaranya mahalnya harga obat, kesulitan dalam diagnosis, ketersediaan obat dan berkembangnya resistensi obat.
Wisnu menyebutkan diagnosis Trypanosoma Evansi pada ternak dan hewan harus memperhatikan gejala gejala klinis, patogenesis riwayat penyakit dan riwayat pengobatan pada hewan dan ternak dengan mempertimbangkan kondisi di lapangan sesuai dengan kaidah parasitologis, Adapun penggunaan kemoterapi terhadap Trypanosomiasis perlu diberikan terutama sebelum memasuki musim penghujan. “Hal ini dapat melindungi hewan yang peka selama masa risiko penyakit yang meningkat. Hewan ternak yang sakit harus segera ditangani dengan baik karena dapat mencegah meluasnya penyakit dan menurunkan risiko infeksi serta berkembangnya hewan dengan status karier,” katanya.
Sistem kesehatan hewan perlu dibangun sebagai upaya untuk mengantisipasi kemunculan penyakit hewan baru dan penyakit lama akan muncul kembali. Usaha penanggulangan yang bisa dilakukan untuk mengatasi penyebaran penyakit melalui hewan adalah dengan pendekatan konsep one health. Konsep ini merupakan konsep baru dalam pencegahan berbagai penyakit pada hewan berpindah ke manusia. Konsep ini menggagas melalui pendekatan multidisiplin hingga transdisiplin yang tidak hanya menjaga kesehatan manusia, namun juga mengkondisikan hewan dan melakukan konservasi yang ada di lingkungan sekitar. “One health menjadi salah satu upaya untuk mencegah terjadinya outbreak penyakit di masa mendatang,” katanya.
Penulis : Gusti Grehenson
Foto : Firsto