Tim dari Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM melaksanakan monev kegiatan pilot project pengembangan model bisnis usaha syariah sektor makanan olahan kedelai bertempat di pondok pesantren di Nurul Hakim, Lombok Barat, NTB, Kamis (15/6).
Kegiatan pilot project pengembangan model bisnis usaha syariah sektor makanan olahan kedelai di pondok pesantren ini merupakan program kerja dari Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia bekerja sama dengan FTP UGM. Pada tahun 2023, kegiatan dilaksanakan di 3 lokasi pondok pesantren yang berbeda yaitu Pondok Pesantren Nurul Hakim di Lombok Barat, NTB, Pondok Pesantren Kulliyatul Muallimin Baitul Quran Slogohimo Wonogiri, Jawa Tengah dan Pondok Pesantren Assalam Naga beralih Kampar Riau. Program ini bertujuan untuk memberdayakan ekonomi pondok pesantren melalui kegiatan usaha pertanian kedelai varietas lokal mulai dari budi daya pertanian kedelai, pengolahan pasca-panen kedelai dan diversifikasi produk hasil olahan kedelai.
Dekan FTP UGM, Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc., memimpin langsung kegiatan pilot project ini untuk mengenalkan model bisnis syariah sektor makanan olahan berbasis kedelai lokal yang sehat dan higienis di pondok pesantren. Komoditas kedelai dipilih karena dianggap sebagai makanan yang memiliki nutrisi tinggi serta banyak digemari masyarakat. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengenalkan kembali konsep budi daya tanaman kedelai terutama kedelai lokal varietas unggul kepada masyarakat sehingga kegiatan ini diharapkan mampu mendukung program pemerintah dalam upaya swasembada kedelai dan memenuhi kebutuhan akan kedelai masyarakat.
Kegiatan yang dilakukan dalam program pilot project ini meliputi pendampingan aspek budi daya tanaman kedelai varietas lokal, pengenalan teknologi pascapanen kedelai, pengolahan kedelai menjadi tempe yang higienis dan produksi makanan olahan berbasis kedelai. Selain itu, tim dari FTP memberikan pendampingan kepada pondok pesantren terkait aspek manajemen produksi dan branding serta pemasaran produk olahan kedelai. Selain itu, melalui pendanaan dari DEKS Bank Indonesia, FTP UGM memfasilitasi pondok pesantren dalam pengadaan berbagai alat budi daya, alat dan mesin pascapanen kedelai, bangunan rumah produksi tempe beserta alat dan mesin pengolahannya.
Fasilitas rumah produksi tempe yang dikembangkan bertujuan untuk memperkenalkan proses pengolahan tempe yang higienis dari kedelai varietal lokal yang unggul. Rumah produksi tempe ini didesain untuk dikelola santri dan pengelola pondok pesantren sebagai bagian dari edukasi terkait entrepreneurship untuk kalangan pesantren. Selain untuk memenuhi kebutuhan harian pondok pesantren akan tempe, diharapkan rumah produksi tempe ini juga mampu menjadi unit usaha baru bagi pondok dalam mendukung program pendidikan yang dilaksanakan pondok pesantren.
Saat ini, pondok pesantren Nurul Hakim telah rutin memproduksi tempe dengan produksi harian mencapai 50-60 kg kedelai/hari. Sebagian besar hasil produksi digunakan untuk mensuplai kebutuhan tempe di dapur pondok. Sebagian lainnya diproduksi menjadi makanan olahan tempe dalam bentuk tempe kering, sambal tempe, tempe manis dan keripik tempe yang saat ini masih dijual secara terbatas di toko dan koperasi milik pondok.
Sumber: Humas FTP