Indonesia memiliki industri kesehatan yang terus berkembang. Sayangnya, inovasi yang minim menghambat investasi terhadap perkembangan industri kesehatan tanah air.
Hal ini ditegaskan oleh Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Dr. Dra. L Rizka Andalucia, Apt., M.Pharm.,MARS, pada acara Inventor Meet Investor, Rabu (21/6) di UGM Kampus Jakarta.
Rizka mencontohkan Indonesia adalah salah satu negara di Asia dengan pertumbuhan pasar farmasi yang cepat. Harga obat esensial yang lebih murah dibandingkan negara tetangga, kata Rizka, turut mendorong berkembangnya pasar farmasi tersebut. Bahkan, ada peningkatan spending untuk layanan kesehatan di Indonesia berpotensi mencapai Rp178.7 T di 2023 dengan kondisi tersebut.
“Sayangnya, investasi tersendat karena pasar farmasi Indonesia tidak mendukung inovasi,”kata Rizka.
Meskipun masih kekurangan di bidang penelitian dan pengembangan Kementerian Kesehatan terus mendorong adanya transformasi sistem kesehatan. Salah satunya dengan pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan.
Sementara itu, Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D, Staf Khusus Menteri Kesehatan bidang Ketahanan (Resiliency) Industri Obat dan Alat Kesehatan, pada acara itu memberikan ulasan mengenai Konvergensi Kebijakan Riset dan Inovasi untuk mendukung Ketahanan Industri Alat Kesehatan dan Kefarmasian di Indonesia.
Laksono menjelaskan saat ini riset dan inovasi sediaan farmasi maupun alat kesehatan sudah masuk dalam agenda kebijakan tertinggi yaitu RUU Kesehatan OBL. “Sebelumnya kan levelnya hanya di Inpres,”kata Laksono.
Kegiatan Inventor Meet Investor ini bertujuan untuk mendongkrak agar jumlah inovasi dari UGM yang terhilirisasi ke industri kian bertambah. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun interaksi sekaligus keberlanjutan inovasi melalui perkuatan jejaring akademik. Selain itu juga menjadi bagian dari pipeline percepatan penghiliran hasil inovasi dengan pendekatan industry driven melalui UGM Science Techno Park sebagai unit intermediasi dan wahana produktif berbasis riset dan inovasi yang bersinergi dengan industri dan pemerintah.
Penulis: Satria