Produk desa yang kaya akan kearifan lokal dipercaya mampu mendongkrak eksistensi suatu negara. Di Indonesia ada sebuah model wirausaha baru yang sedang berkembang untuk dapat meningkatkan kemandirian dan kewibawaan produk desa menjadi ikon dunia, yaitu Global Gotong Royong (G2R) Tetrapreneur. Program ini merupakan inovasi solidaritas gerakan gotong royong dan wirausaha desa yang bertujuan membawa kearifan lokal Indonesia di kancah dunia. Dengan mengangkat nilai luhur, yakni gotong royong, model ini diharapkan dapat menjadi rujukan untuk mewujudkan kesejahteraan bersama (co-prosperity) kolaborasi strategi multi pihak yang dimulai dari desa dengan beragam produk unggulannya.
Inovasi konsep G2R Tetrapreneur telah diinisiasi pada tahun 2018 lalu yang dilaksanakan oleh Rika Fatimah P. L., S.T., M.Sc., Ph.D., dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM), di Desa Wukirsari dan Desa Girirejo Kabupaten Bantul sebagai pilot village G2R Tetrapreneur di bawah Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY. Selanjutnya, di tahun 2019 Dinas Koperasi dan UKM DIY juga mengusung program G2R Tetrapreneur tetapi lebih mengedepankan kebudayaan sebagai akar dari kegiatan kewirausahaan desa yang selanjutnya dikenal dengan G2R Tetrapreneur Budaya dengan menggunakan Dana Keistimewaan (Danais) DIY di lima desa.
Sejak saat itu, G2R Tetrapreneur terus memberikan kontribusi nyata pada Indonesia. Selain membersamai penciptaan inovasi ikonik kawasan transmigrasi bersama Fakultas Geografi dan lintas disiplin ilmu lainnya di UGM, program tersebut turut membuka akses pasar global bagi produk-produk G2R Tetrapreneur melalui kerja sama dengan KBRI dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di beberapa kota dunia, yaitu Kairo, Jeddah, Abu Dhabi, dan Dubai.
Atas dedikasinya sebagai founder, konseptor, dan tenaga ahli G2R Tetrapreneur, Rika Fatimah P.L., S.T., M.Sc., Ph.D. menerima penghargaan sebagai Inisiator G2R Tetrapreneur di Kawasan Transmigrasi (G2RT-KT). Penghargaan diberikan langsung oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Dr. (HC) Drs. A. Halim Iskandar, M.Pd., Senin, 6 Mei 2024 di sela kegiatan Rapat Koordinasi Transmigrasi di Ballroom Hotel Four Points by Sheraton, Makassar.
Rika menerima penghargaan sebagai inisiator G2RT–KT atas inisiasi Program G2R Tetrapreneur yang telah dilaksanakan di kawasan prioritas nasional Kawasan Transmigrasi Muna Timur Raya (Mutiara), Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara. Program ini dilaksanakan melalui pendanaan kompetitif Matching Fund Kedaireka 2023 yang bermitra dengan Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi (Ditjen PPKTrans) Kemendes PDTT dan Pemerintah Kabupaten Muna.
“Program G2R melibatkan BUMDes sebagai wadah yang menampung produk dari masyarakat. Program ini akan sangat membantu UKM yang memiliki produk unggulan di desa, karena hasil produksinya akan didampingi dalam pemasaran sampai berhasil dijual di pasar nasional dan internasional,” paparnya.
Rika menambahkan syarat utama untuk menjadi produk unggulan adalah 80% bahan baku produk harus berada di dalam desa. Beberapa contoh produk unggulan dari Unit G2R Tetrapreneur antara lain olahan pisang dari Girirejo, olahan gadung dari Wukirsari, olahan daging sapi dari Bejiharjo, olahan rempah dari Pagerharjo, olahan cabai dan kelor dari Karangwuni, olahan jagung dari Salamrejo, dan olahan bambu dari Sendangmulyo. Selain menghasilkan produk unggulan berupa barang, terdapat produk unggulan budaya berupa kekayaan alam, kesenian, maupun kearifan lokal, seperti Tari Lengger Tapeng dari Pagerharjo, Joglo Batur di Patuk, Cafe Bale Langit di Salamrejo, dan lainnya. “Hingga saat ini, unit G2R Tetrapreneur telah tumbuh di 28 desa dan 3 wilayah perkotaan dengan kurang lebih menggandeng 26 mitra dengan 20 mitra pendukung dan 6 mitra retail,” ungkapnya.
Reportase: Humas FEB UGM
Penulis: Triya Andriyani