Sebanyak 27 mahasiswa KKN-PPM UGM berhasil menurunkan angka stunting di dua desa di Kabupaten Jepara, yakni Desa Jambu dan Desa Sekuro yang berada di Kecamatan Mlonggo. Sebelum ada kegiatan penerjunan KKN, pada bulan Juni jumlah angka stunting di dua desa tersebut sekitar 144 anak mengalami stunting. Namun, selama pelaksanaan KKN kurang lebih kurang dari 45 hari, jumlah angka stunting menurun menjadi 123 anak. “Ada penurunan sekitar 21 anak stunting selma KKN,” kata Camat Mlonggo, Sulistyo, saat menerima kunjungan tim Komisi V Senat Akademik meninjau kegiatan KKN PPM UGM di Balai Pertemuan Kantor Kecamatan Mlonggo, Jepara, Jawa Tengah, Selasa (7/8).
Sulistiyo menyampaikan apresiasi atas keberhasilan dari program kerja mahasiswa KKN yang telah membantu pemerintah kecamatan dalam menurunkan angka stunting yang kini menjadi program kerja nasional.” Kami betul-betul sangat terbantu adanya program KKN dari sisi pemberdayaan masyarakat. Sudah banyak program yang dilaksanakan oleh adik-adik mahasiswa KKN diantaranya penanganan stunting menjadi isu strategis baik nasional dan daerah,”ujarnya.
Menurut Sulistyo, mahasiswa KKN UGM benar-benar telah menerapkan ilmu yang mereka dapatkan dalam kampus untuk diimplementasikan di masyarakat dalam pemecahan persoalan di setiap desanya. “Apa yang dilakukan ini sangat membangggakan sekali. Apa yang menjadi inovasi dan gagasan kreatif bersama dengan masyarakat selama ini akan terus bisa menurunkan angka stunting. Mahasiswa KKN benar-benar telah melakukan apa yang didapat dari kampus diimplementasi di wilayah kecamatan Mlonggo,”paparnya.
Meski yang dilakukan mahasiswa belum sepenuhnya bisa menyelesaikan persoalan dengan tuntas dalam masa KKN, namun ia berharap pihak UGM bisa terus menerjunkan mahasiwa KKN terutama pemberdayaan UMKM di sepanjang pantura dan pengembangan destinasi wisata di kecamatan Mlonggo.
Nicolas Kriswinara, mahasiswa Kormanit KKN Unit Mlonggo, Jepara, Jawa Tengah, mengatakan program penurunan stunting menjadi salah satu dari empat program unggulan yang dilakukan oleh 27 mahasiswa yang terbagi dalam empat kluster yakni kluster sosial humaniora, agro,medika dan saintek.
Dikatakan Kris, demikian ia akrab disapa, program penurunan stunting dilakukan dengan melakukan pemetaan setiap rumah dengan kerja sama dengan delapan posyandu lewat penyuluhan dan edukasi soal stunting melalui pemberian makanan tambahan.“Kita melakukan program social mapping penyebab masalah yang terjadi dengan mengukur tinggi badan per umur balita, kerja sama interdisipliner untuk pencegahan seperti dari farmasi mengenai saran obat untuk ibu-ibu, sosialisasi gemar makan ikan dan kacang kedelai, dan pisang,”katanya.
Pada saat melakukan edukasi, kata Kris, tim mahasiswa membagikan juga makanan tambahan secara gratis dan mengajarkan cara mengolah makan dari sumber yang bisa didapat dari lingkungan sekitar. “Kami memberikan makanan tambahan secara fisik gratis dan mengajarkan cara mengolah makanan yang cocok mengatasi stunting,”ujarnya.
Edukasi penurunan stunting dengan menyasar kelompok ibu-ibu di dua desa dengan bekerja sama dengan 8 pengurus posyandu. “Kami juga menemui 7-8 posyandu setidaknya 2-3 kali seminggu bekerja sama dengan kader mengetahui jumlah stunting, pengecekan dan pemberian makanan tambahan,”ungkapnya
Kasubdit KKN DPkM UGM, Nanung Agus Fitriyanto,M.Sc., Ph.D., mengatakan inovasi dan keberhasilan program kerja yang dilakukan oleh mahasiswa KKN menjadi salah satu kriteria penilaian dari kegiatan KKN yang dilakukan mahasiswa. Selain melaksanakan program di lapangan, mahasiswa juga diharapkan bisa mempraktekkan ilmunya dan memahami nilai etika dan norma yang berlaku di masyarakat.
“Disamping bisa mengimplementasikan ilmunya, mahasiswa juga memahami etika, norma dan adat istiadat masyarakat sehingga tujuan KKN untuk meningkatkan rasa empati dan kepedulian sangat diutamakan,” katanya.
Ketua Komisi V Senat Akademik (SA) UGM, Prof. Dr. Eng. Ir. Deendarlianto, S.T., M.Eng., dalam kesempatan tersebut mengapresiasi capaian kegiatan yang dilakukan mahasiswa KKN. Menurutnya SA juga menilai melalui kegiatan KKN ini diketahui sejauh mana peran besar UGM dalam bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam menuntaskan berbagai persoalan di masyarakat serta mendukung program pembangunan. “Kami melakukan penilaian kualitatif seberapa besar pengaruh pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan di daerah setidaknya bisa memberikan dampak langsung bagi masyarakat baik baik dari capaian SDGs, program pembangunan dan peningkatan SDM,”jelasnya.
Menurut Deendarlianto, pengalaman mahasiwa selama menjalankan KKN diharapkan makin meningkatkan kompetensi mahasiswa untuk berkarya yang sesungguhnya setelah ia lulus menjadi sarjana. “Setidaknya KKN ini memberikan impak baru bagi mahasiswa itu sendiri,”pungkasnya.
Penulis : Gusti Grehenson