Beberapa desa di kabupaten Pati, Jawa Tengah memiliki sejumlah destinasi wisata yang menarik dikunjungi diantaranya desa Bakaran Wetan, desa Dukutalit dan Desa Kedung Pancing. Di Desa Bakaran Wetan memiliki destinasi wisata budaya seperti punden Nyai Ageng Sabirah, petilasan Ki Dalang Soponyono, museum batik Sudewi. Selanjutnya di Desa Dukutalit keunggulan dan potensi dari segi bisnis UMKM mulai dari olahan bandeng presto pindang ikan hingga menjadi sentra kerajinan kuningan. Sedangkan di Kedungpancing ada wisata susur sungai Silugonggo yang bisa dinikmati oleh wisatawan.
Hal itu dikemukakan oleh Najla Aliyah, mahasiswa KKN-PPM, saat menerima kunjungan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat dan Alumni, Dr. Arie Sujito, dan tim anggota Senat Akademik UGM, di kantor balai Desa Bakaran Wetan, Kecamatan Juwana, Jawa Tengah, Selasa (8/8) lalu.
Najla mengatakan potensi wisata yang dimiliki oleh tiga desa di Kecamatan Juwana ini bisa menjadi peluang besar bagi masyarakat desa Bakaran Wetan dalam meningkatkan perekonomian desa jika dikelola dan dikembangkan dengan baik oleh masyarakat lokal.
Salah satu program yang dilakukan oleh mahasiswa KKN menurut Najla adalah membuat peta wisata dan optimalisasi kelompok sadar wisata di samping mengembangkan olahan kuliner dari Bandeng Presto dan kerajinan batik. “Kita ingin membuka lapangan pekerjaan utama sektor informal bagi masyarakat setempat yang didominasi oleh perempuan,” ujarnya.
Sedangkan di Desa Kedungpancing, kata Ahmad Taqiyudin, anggota mahasiswa KKN lainnya, menyebutkan pihaknya membuat peta kawasan rawan banjir dengan harapan masyarakat dapat mengakses informasi yang diperlukan terkait bencana banjir. “Desa Kedungpancing ini merupakan desa yang selalu terdampak banjir setiap tahunnya,” ujarnya.
Untuk mendukung kegiatan mitigasi bencana, mahasiswa KKN juga melakukan pengadaan dan pemasangan plang jalur evakuasi dan titik kumpul agar mempermudah masyarakat dalam menemukan jalur tercepat menuju rumah evakuasi dan titik kumpul saat bencana banjir datang.
Kepala Desa Bakaran Wetan, Wahyu Supriyo, mengatakan pihaknya mengapresiasi kegiatan yang dilakukan mahasiswa dalam mendorong perekonomian masyarakat melalui pengembangan desa wisata, pemberdayaan umkm dan mitigas bencana. “Perlu kami sampaikan dari pemdes menyampaikan ucapan terima kasih banyak karena dengan adanya teman-teman mahasiswa KKN sangat membantu kegiatan kami di desa,” paparnya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Bappeda Kabupaten Pati, Dr. Muhtar, mengatakan pemerintah Kabupaten Pati juga menyampaikan apresiasi atas atensi yang diberikan oleh UGM dan sudah memilih Pati sebagai lokasi kegiatan KKN. Ia menyampaikan bahwa kegiatan KKN di Pati ditempatkan di dua kecamatan yakni Kecamatan Juwana dan Tambakromo. “Keduanya memiliki karakteristik berbeda, Juwana sebagai sentra perkembangan perikanan dan kuningan sedangkan Tambakromo untuk sektor pertanian dengan segenap dinamika permasalahannya,” ujarnya.
Ia menyebutkan di kecamatan Tambakromo sering terkena bencana banjir karena ada luapan sungai dan banjir bandang, Oleh karena itu, ia berharap agar UGM bisa memberikan solusi atas persoalan tersebut. “Kehadiran teman mahasiswa KKN dari UGM bisa mengatasi masalah di Pati dan bisa mengoptimalkan sumber daya dan potensi yang ada di Pati,” jelasnya.
Penulis : Gusti Grehenson