Kontingen mahasiswa UGM terus menorehkan prestasi di kancah internasional. Kali ini, tim UGM meraih prestasi di bidang matematika pada International Mathematics Competition (IMC) 2023 yang diselenggarakan di Blagoevgrad, Bulgaria. Ajang IMC ke-30 tersebut melibatkan ratusan peserta dari berbagai negara dalam serangkaian acara pada tanggal 31 Juli – 6 Agustus 2023.
Tim UGM beranggotakan Muhammad Raid Akram (Fakultas MIPA), Rama Sulaiman Nurcahyo (Fakultas Teknik), dan Orlando Ferrari (Fakultas MIPA) berhasil membawa pulang satu medali perak, dan dua honorable mention yang mengharumkan nama UGM dan Indonesia di mata dunia. “Bisa mewakili negara, terlebih lagi memenangkannya, semula hanya angan-angan bagi saya. Dari IMC kemarin, saya bisa mewujudkan angan-angan ini dengan menjadi juara. Saya sangat bersyukur atas pencapaian ini dan saya tetap diingatkan untuk terus mengembangkan diri karena di luar sana masih banyak orang-orang yang lebih baik dari saya,” ungkap Orlando, Senin (14/8).
Orlando juga mengaku tidak memiliki rencana khusus untuk mengikuti ajang IMC sebelumnya. “Setiap tahun saya memiliki perencanaan perihal kegiatan yang ingin saya ikuti. Saya tidak ada merencanakan sama sekali bahwa saya akan mengikuti IMC tahun ini karena saya masih berfokus pada memenangkan ONMIPA berhubung saya merasa saya masih kurang mampu untuk mengikuti IMC dan hasil saya di ONMIPA tahun lalu (2022) bahwa saya hanya peraih medali perunggu” ucapnya. Kendati demikian, ia telah berhasil meraih predikat winner dari kompetisi ONMIPA 2023 dan termotivasi untuk mendaftar ke seleksi IMC.
“Saya sendiri merasa takut dan cemas akan hal ini. Alhamdulillah, walaupun diselimuti rasa takut saya mampu lolos menjadi kontingen Indonesia dalam IMC 2023 yang terus berlalu hingga saya memenangkan IMC 2023 sebagai peraih second prize (medali perak) di antara 392 peserta dari seluruh dunia,” kata Orlando. Tantangan terbesar yang ia alami adalah rasa cemas dan takut karena harus melawan seniornya sendiri dan medalis tahun sebelumnya di ajang yang sama.
Ketika ditanya terkait strategi, Orlando sendiri tidak mempersiapkan khusus hanya untuk IMC. Persiapan awalnya ia lakukan dengan menekuni soal-soal dan strategi selama dua jam setiap harinya. Hal itu terus berlanjut hingga mendekati ajang ONMIPA dan seleksi IMC, ia menambah jam berlatihnya hingga tiga jam per hari. Tak hanya itu, Orlando bahkan harus mengikuti UAS susulan untuk memenuhi nilai akademiknya di tengah masa persiapan tersebut. Ketekunan inilah yang akhirnya membuat persiapannya matang sebelum hari perlombaan.
“Puncak persiapan saya berada di dua minggu sebelum IMC di mana dengan diadakannya pelatihan nasional, saya belajar dari 8 hingga 12 jam sehari yang mana saya sendiri merasa sangat kelelahan dalam melakukannya dan saya harus meninggalkan banyak kegiatan yang umumnya saya lakukan,” tutur Orlando. Persiapan tersebut sempat membuatnya merasa tertekan dan lelah, namun tekad yang kuat kembali membangkitkan semangatnya untuk berjuang.
Setelah melalui banyak hal penuh penuh usaha dan doa, Orlando sendiri merasa puas telah berhasil mendapatkan medali impiannya di kompetisi bergengsi. “Usaha terbesar saya adalah saya harus mengorbankan kebiasaan saya bermain, hampir keseluruhan libur semester, dan waktu saya untuk pulang kampung. Walaupun begitu, saya tidak menyesal telah berkorban sebanyak itu demi pencapaian yang saya dan banyak orang inginkan ini,” ucapnya.
Penulis: Tasya