Lima mahasiswa UGM memproduksi MAHEZZA puzzle sebagai salah satu upaya mengatasi isu kesehatan mental di Indonesia. Kelima mahasiswa yang tergabung dalam Tim PKM-K UGM adalah Yovanti Trifa Mivea, Ahmad Taufiq (Elins, 2021), Apriana Vika Vikanbara (Manajemen, 2021), Muhammad Rizqi (Teknologi Informasi, 2021), dan Hemalia Happy Virginia Koeswardani (Psikologi, 2021).
Yovanti Trifa Mivea selaku ketua Tim PKM-K UGM mengatakan 1 dari 3 anak di Indonesia memiliki masalah pada kesehatan mental. Dalam survei yang pernah dilakukan I-NAHMS di tahun 2021 disebutkan bahwa 34,9 persen anak dan remaja memiliki gangguan kesehatan mental dalam 1 tahun terakhir.
Sementara Data Riskesdas Indonesia tahun 2018 menyebut masalah kesehatan mental seperti cemas dan depresi di Indonesia telah memiliki prevalensi cukup tinggi mencapai 64,3 persen. Khusus untuk kelompok anak-anak angka kasus depresi sekitar 6,2 persen dan gangguan emosional sekitar 9,8 persen.
“Karenanya Tim menyoroti betapa pentingnya peran keluarga untuk mengetahui tentang kesehatan mental,” ujar Yovanti di Kampus UGM, Senin (23/10).
Tim PKM-K UGM mencari cara bagaimana bisa meningkatkan literasi keluarga mengenai kesehatan mental. Tim pun berusaha merumuskan salah satu cara efektif untuk membantu orang tua memperhatikan, serta mendukung kesehatan mental keluarga mereka.
Jawaban pun mengerucut pada produk MAHEZZA puzzle. Kenapa, karena puzzle dikenal sebagai mainan yang memiliki manfaat bagi kognitif anak, dan dinilai baik bagi kesehatan mental anak.
“Begitulah kenapa pada akhirnya tim membuat MAHEZZA dipilih sebagai media yang tepat untuk mengenalkan kesehatan mental kepada keluarga,” terangnya.
Muhammad Rizqi menjelaskan MAHEZZA memiliki fitur yang terintegrasi dengan mobile aplikasi yang dapat diakses melalui QR scan. Aplikasi ini dapat diakses melalui bit.ly/downloadMahezza.
Mobile aplikasi MAHEZZA memiliki desain yang unik dengan fitur utama tantangan dari puzzle untuk anak, edukasi mengenai kesehatan mental dilengkapi pula dengan media refleksi dan secara keseluruhan dikemas dengan bahasa sederhana, menarik, dan interaktif.
“Contoh refleksi yang dikemas dalam MAHEZZA adalah anak diberikan pertanyaan: Apa yang kamu syukuri hari ini?. Di sinilah keasyikan puzzle ini mampu mendorong kesadaran keluarga mengenai pentingnya kesehatan mental dalam praktik kehidupan sehari-hari,” katanya.
Hemalia Happy Virginia Koeswardani menambahkan produk MAHEZZA telah dirancang sejak Desember 2022 dan setelah melalui studi literature dan masukan dari dosen psikologi serta survei pasar pada akhirnya produk ini diluncurkan pada Agustus 2023. Menurutnya, Tim MAHEZZA akan terus berinovasi untuk menyempurnakan produk dan aplikasi ini sesuai kebutuhan masyarakat sehingga produk ini dapat selalu memberikan dampak positif bagi keluarga di Indonesia.
“Produk MAHEZZA saat ini di pesan melalui marketplace dan sosial media seperti Instagram dan WhatsApp. Untuk ke depannya, tim merencanakan MAHEZZA dapat dijual di berbagai toko mainan yang ada di Indonesia, khususnya kota-kota besar. Puzzle MAHEZZA ini pun dibandrol dengan harga Rp99.000 ribu rupiah per pcs,” imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho