Departemen Geografi Pembangunan, Fakultas Geografi, UGM telah menyelenggarakan Sustainable Development Goals Seminar Series (SDG’s Seminar Series) yang ke #100, Senin (29/4). Adapun tema yang diusung adalah “Menangkap Peluang Ekonomi Pembangunan Ibu Kota Nusantara ”. Hal ini selaras dengan pilar yang diusung dalam SDGs, yakni pilar pembangunan ekonomi berupa tujuan ke-8 “Pekerjaan layak dan Pertumbuhan Ekonomi”, tujuan ke-9 “Industri, Inovasi, dan Infrastruktur”, tujuan ke-10 “Berkurangnya Kesenjangan” serta pilar pembangunan lingkungan berupa tujuan ke-11 “Kota dan Permukiman Layak”. Seminar dilaksanakan secara luring di Auditorium Merapi, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada serta dilaksanakan secara daring menggunakan media Zoom meeting, live YouTube, dan live report story Instagram.
Pembicara pada seri kali ini adalah Dr. M. Ir. H. Fitriansyah, S.T., M.M. (Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Kalimantan Timur) dan Prof. Dr. R. Rijanta, M.Sc. (Guru Besar Departemen Geografi Pembangunan, Fakultas Geografi, UGM). Moderator seminar ini adalah Alia Fajarwati, S.Si., M.IDEA. (Koordinator Mata Kuliah Pengembangan Masyarakat Fakultas Geografi UGM). Host seminar Dr. Erlis Saputra, M.Si. (Ketua Departemen Geografi Pembangunan Fakultas Geografi UGM). Sambutan seminar diberikan Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc. (Dekan Fakultas Geografi, UGM).
Dr. M. Ir. H. Fitriansyah, S.T., M.M. memaparkan terkait menangkap peluang ekonomi pembangunan Ibu Kota Nusantara. Pemindahan Ibu Kota ke IKN didasarkan pada beberapa pertimbangan keunggulan wilayah, yaitu minim risiko bencana alam, lokasi strategis yang berada di tengah-tengah wilayah Indonesia dan dilewati Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II, memiliki infrastruktur yang relatif lengkap, lokasi berdekatan dengan dua kota pendukung yaitu Balikpapan dan Samarinda. Ada enam kluster ekonomi di IKN, yaitu kluster industri teknologi bersih, kluster ekowisata, kluster farmasi terintegrasi, kluster industri pertanian berkelanjutan, kluster energi rendah karbon, dan kluster kimia dan produk turunan kimia.
”Daerah mitra IKN adalah kawasan tertentu yang dibentuk dalam rangka pembangunan dan pengembangan superhub ekonomi IKN yang bekerja sama dengan Otorita Ibu Kota Nusantara,“papar Fitriansyah.
Sementara Prof. Dr. R. Rijanta, M.Sc. memaparkan terkait prospek ekonomi pembangunan IKN dalam perspektif sosio-spasial. Peluang ekonomi dari pembangunan kota baru ada sepuluh, yaitu pengembangan properti, pengembangan infrastrukur, peluang kerja, pengembangan bisnis dan kewirausahaan, klaster industri dan zona ekonomi khusus, pendidikan dan institusi penelitian, pariwisata dan hospitalitas, layanan kesehatan, teknologi hijau dan keberlanjutan, serta rantai pasok dan logistik. Sedangkan prospek ekonomi di IKN tergantung pada kapasitas stakeholders untuk mengintegrasikan IKN dan hinterland di Kalimantan sebagai satu sistem, sekaligus mengurangi ketergantungan pada sistem di luar.
“Jumlah populasi yang kecil tersebut akan menjadi kendala untuk realisasi prospek ekonomi. Interaksi produksi desa-kota tidak mudah terjadi akibat orientasi produksi utama hinterlands yang langsung ke pasar internasional tanpa melalui pusat kota untuk memainkan peran,“urainya.
Sumber: Humas Fakultas Geografi