Pemilu 2024 diperkirakan didominasi oleh pemilih muda dengan persentase mencapai 52 persen dari total 204.807.222 jiwa Daftar Pemilih Tetap Nasional. Keberadaan pemilih pemula dan pemilih muda ini menentukan keterpilihan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden serta calon anggota legislatif. Meski suara kaum muda dianggap bisa menentukan calon pemimpin, namun karakter pemilih muda yang didominasi oleh generasi milenial dan generasi Z ini adalah mereka mudah mengubah pilihannya atau sering disebut dengan istilah moody dimana mereka mengubah pilihan menyesuaikan dengan suasana hati, pikiran dan emosi.
“Proporsi pemilih dua generasi sangat besar dari data yang ada. Pemahaman awal kita menunjukkan generasi ini masih moody menentukan pilihan, gampang sekali merubah pilihan. Tidak seperti generasi sebelumnya, tingkat keajegan dalam memilih itu lebih tinggi,” kata pakar politik Fisipol UGM, Dr. Mada Sukmajati, kepada wartawan usai mengisi materi Sekolah Wartawan yang bertajuk Memahami Perilaku Pemilih Kaum Muda yang berlangsung di ruang Fortakgama Gedung Pusat UGM.
Menurut Mada, para pemilih muda ini lebih menyukai konten politik yang lebih ringan. Tidak hanya itu, kaum muda ini tidak suka materi konten kampanye dengan materi yang lebih berat dan mendalam.
“Mereka suka dengan konten-konten politik yang ringan sehingga memiliki cara yang berbeda memahami profil dari para kandidatnya,” katanya.
Kecenderungan pemilih pemula yang paling mudah berbuah dalam menentukan pilihannya ini menurutnya perlu mendapat perhatian pasangan capres dan cawapres serta para calon anggota legislatif. Meski mudah mengubah pilihan, namun juga mereka kesulitan dalam memilih calon yang akan ia pilih sehingga bisa memungkinkan mereka juga berpotensi untuk tidak menggunakan hak pilihnya. “Mereka bisa juga menentukan pilihan yang di luar dugaan kita. Bahkan mungkin bisa jadi mereka tetap kesulitan menentukan pilihan hingga di bilik suara nantinya sehingga potensi mereka tidak memilih juga juga besar,” katanya.
Soal persentase pemilih yang akan mengubah pilihannya hingga hari pemungutan suara, Mada Sukmajati mengutip hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) pada Agustus 2022, MAda menyebutkan jumlah persentase anak muda mengubah pilihan untuk pemilu presiden sekitar 51 persen dan persentase yang masih mungkin berubah pilihannya pada pemilu legislatif adalah 58,1 persen. “Naik turun itu bisa. Saya tidak yakin dengan persentase sebesar ini pilpres akan terjadi satu putaran,” imbuhnya.
Dari survei tersebut juga diketahui menjadi isu strategis yang dianggap penting bagi kaum muda adalah soal ekonomi terutama tentang isu kesejahteraan masyarakat sekitar 44,4 persen, lapangan kerja 21,3 persen, isu pemberantasan korupsi 15,9 persen, Demokrasi dan kebebasan sipil 8,8 persen, kesehatan 6,2 persen dan isu lingkungan hidup 2,3 persen. “Dari survei ini mayoritas responden berpendapat lapangan kerja bagi pencari kerja sekarang ini masih sulit didapat dan 91,0 persen responden mengaku sulit mendapatkan lapangan pekerjaan,” katanya.
Penulis : Gusti Grehenson
Foto : Firsto