Meski hujan mulai turun, namun di beberapa wilayah di tanah air, khususnya di Yogyakarta beberapa hari sebelumnya dilanda cuaca dan suhu yang cukup panas. Masyarakat pun sempat resah dan mempertanyakan kondisi yang sedang mereka alami.
Pengamat pertanian, agroklimatologi dan perubahan iklim, sekaligus dosen Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Bayu Dwi Apri Nugroho, STP., M.Agr., Ph.D., berpendapat meningkatnya cuaca dan suhu yang panas beberapa hari sebelum hujan disebabkan dinamika atmosfer yang kompleks. Termasuk adanya dampak El Nino dan Dipole Mode Positif, serta distribusi curah hujan yang belum merata.
“Tentunya dengan panas yang meningkat tersebut akan berpengaruh terhadap proses fotosintesis, yang akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman,” katanya di Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Jumat (19/1).
Bayu menyebut ada keterkaitan antara cuaca dan pertanian yaitu sebuah keterkaitan sangat erat antara satu sama lain dimana cuaca disebut given artinya sebagai manusia harus dapat menyesuaikannya, termasuk dalam bidang pertanian. Pengaruh cuaca sangat penting untuk pertanian karena cuaca merupakan keadaan udara pada saat tertentu di suatu wilayah tertentu yang relatif sempit dalam jangka waktu yang singkat.
Artinya, dalam wilayah yang sempit berarti kondisi cuaca antara satu daerah dengan daerah lain akan berbeda. Kemudian juga dalam jangka waktu yang singkat, fluktuasi ini akan sangat mempengaruhi budi daya pertanian.
“Yang patut juga untuk diketahui terkait dengan cuaca ini, selain given, kemudian fluktuasi yang cepat terjadi di wilayah yang sempit, adalah cuaca ini juga membentuk suatu pola atau siklus, dimana akan selalu berulang-ulang,” terangnya.
Dia menjelaskan unsur cuaca yang berpengaruh di sektor pertanian dan memengaruhi fisiologis tanamana adalah suhu dan hujan dalam hal ini terkait dengan ketersediaan air. Suhu udara adalah salah satu unsur yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman pertanian.
Suhu udara memengaruhi aktivitas tanaman seperti fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan pertumbuhan. Lantas pertanyaannya bagaimana keterkaitan antara suhu udara saat ini yang dikaitkan dengan perubahan iklim terhadap pertumbuhan tanaman?
Bayu menyebut salahsatu variabel dalam fotosintesis adalah konsentrasi CO2, dimana dalam kondisi saat ini, konsentrasi CO2 dalam udara meningkat karena perubahan iklim karena CO2 digunakan tumbuhan untuk proses fotosintesis. Semakin banyak karbon dioksida, lebih banyak bahan yang dapat digunakan tumbuhan untuk melakukan fotosintesis.
“Secara umum, unsur cuaca terutama suhu, memengaruhi proses fotosintesis saat pertukaran gas dan pembukaan dan penutupan stomata. Suhu yang tinggi akan mengurangi jumlah klorofil dan enzim yang berkontribusi pada proses fotosintesis,” ucapnya.
Lebih lanjut, Bayu juga menjelaskan jika hujan berkaitan erat dengan ketersediaan air dalam daun, dan sangat berpengaruh dalam proses fotosintesis. Jika jumlah air menurun, energi kimia akan dilepaskan akan menurunkan laju fotosintesis. Selain itu, karbohidrat yang digunakan untuk pertumbuhan daun juga akan menurun.
“Hal ini disebabkan peningkatan ketersediaan air seiring dengan pertumbuhan daun. Perubahan pola curah hujan dan kejadian iklim ekstrim yang telah kita lihat akhir-akhir ini pasti akan berdampak pada sumber daya lahan dan ketersediaan air,” jelasnya.
Beberapa peneliti menyebutkan bahwa kejadian iklim ekstrim seperti fenomena El-Nino atau La-Nina pada bidang pertanian antara lain menyebabkan kegagalan panen, penurunan IP yang mengakibatkan penurunan produktivitas dan produksi. Juga berakibat kerusakan sumber daya lahan pertanian, dan peningkatan frekuensi, luas, dan intensitas kekeringan.
Tentunya dengan maju mundurnya musim hujan, menurut bayu, berpengaruh terhadap jadwal tanam termasuk pola tanamnya, karena dengan kondisi musim hujan yang mundur, tentu petani tidak bisa memaksakan untuk menanam padi yang membutuhkan air cukup banyak.
Pertumbuhan dan produksi adalah hasil akhir dari proses fotosintesis dan berbagai fisiologi tanaman. Fotosintesis, awal kehidupan tanaman adalah proses fisiologi dan fisik yang mengubah energi matahari (matahari) dalam bentuk gelombang elektromagnetik menjadi energi kimia dalam bentuk karbohidrat. Selain itu radiasi surya, ketersediaan air, konsentrasi karbon dioksida, dan suhu udara menjadi faktor penting dalam respirasi dan beberapa proses metabolisme tanaman.
Selain proses metabolisme, berbagai unsur iklim dan cuaca, terutama radiasi matahari dan suhu udara, serta angin turut mempengaruhi proses pengisian dan pematangan biji atau buah tanaman padi. Oleh karena itu, produktivitas mutu hasil tanaman padi sangat dipengaruhi pada fase pengisian dan pematangan biji atau buah.
“Inilah pentingnya kita mengetahui bagaimana peran unsur cuaca dalam fisiologis tanaman yang pada akhirnya akan berpengaruh pada produktifitas dan produksi tanaman itu sendiri,” imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Kompasiana.com