Prof. Dr. Endah Retnaningrum, M.Eng. dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Mikrobiologi pada Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Dalam pengukuhan yang berlangsung di Balai Senat, Selasa (28/5), Kepala Program Studi S3, Fakultas Biologi UGM menyampaikan pidato berjudul Keragaman Dan Metabolisme Serta Aplikasi Mikroorganisme Ekstremofil Dalam Berbagai Bidang Untuk Mendukung Kesejahteraan Manusia.
Endah Retnaningrum mengangkat topik tersebut dengan mendasarkan pada penelitian mikroorganisme ekstremofil yang selama ini ia tekuni. Diketahui bahwa mikroorganisme ekstremofil mempunyai kemampuan bertahan hidup dan tumbuh pada kondisi lingkungan ekstrem fisikiawi dan kimiawi.
“Kondisi ekstrem fisikiawi meliputi tekanan, oksigen, temperatur dan kekeringan, sedangkan kondisi ekstrem kimiawi meliputi asam/basa, salinitas, nutrien rendah, paparan antibiotik, dan polutan,” katanya.
Dia menyampaikan mikroorganisme ekstremofil memiliki mekanisme seluler dan genetik untuk bertahan hidup pada kondisi ekstrem. Kondisi ekstrem tersebut dapat berupa macroenvironment maupun microenvironment.
Kondisi ekstrem macroenvironment berupa mata air panas dengan kandungan sulfur, dasar laut, danau dengan kadar garam tinggi hingga danau asam, lahan basah berawa maupun lahan kering. Kondisi ekstrem microenvironment dapat berupa lambung dengan asam rendah, usus halus dengan garam empedu serta jaringan host terpapar antibiotik.
Dia menyebutkan pula mikroorganisme ekstremofil mampu beradaptasi secara seluler dan genetik pada kondisi ekstrem melalui metabolisme dan sintesis biomolekul yang unik. Mikroorganisme ekstremofil baik sel maupun produk biomolekul sangat penting dan menarik karena potensial dikembangkan sebagai agensia maupun produk inovatif pada berbagai bidang meliputi farmasi, medis, pertanian dan lingkungan yang berguna untuk kesejahteraan manusia.
“Karena itu dapat dipahami bila mikroorganisme ekstremofil memiliki potensi yang sangat luas untuk diaplikasikan sebagai agensia maupun produk inovatif yang berguna untuk kesejahteraan manusia,” terangnya.
Untuk itu, mikroorganisme ekstremofil yang sangat beragam baik secara seluler, metabolisme dan genetik, diharapkan dapat dikembangkan sebagai agensia atau produk inovatif sehingga dapat berkontribusi dalam kesejahteraaan manusia. Indonesia yang terdiri dari kepulauan yang menyebar dari Sabang sampai Merauke dengan keunikan masing-masing tentunya menyimpan kekayaan sumber mikroorganisme ekstremofil lokal yang sangat potensial untuk dimanfaatkan khususnya untuk kepentingan Indonesia, dan dunia pada umumnya.
Penulis: Agung Nugroho
Foto: Firsto