Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) telah berkontribusi sebesar 60,5% pada PDB Nasional. Menuju Indonesia Emas 2045, UMKM diharapkan akan menjadi tumpuan ekonomi Indonesia yang menguasai pasar. Untuk mendukung cita-cita tersebut, Direktorat Pengembangan Usaha UGM menginisiasi ajang inkubator startup bisnis, Demo Day Innovative Academy 2023 yang diikuti oleh lebih dari 20 startup nasional pada Sabtu (18/11).
Innovative Academy merupakan salah satu pembangun ekosistem dan pelopor inkubator startup berbasis teknologi di dalam kampus di Indonesia. Unit ini bertujuan memberdayakan pemuda dan ekosistem digital untuk ikut andil dalam membangun Indonesia sebagai digital economy leader di Asia Tenggara. “Demo Day ini sebetulnya adalah awal perjalanan panjang bagi teman-teman yang sudah memulai dengan pengawalan di Innovative Academy. Dukungan dari para mentor, kementerian, dan industri bersama-sama memperkuat ekosistem startup Indonesia. Pengalaman selama 8 tahun ini memberikan pelajaran bahwa pengembangan startup ini tidak hanya bisa dilakukan oleh satu entitas, tapi ini adalah gerakan bersama,” ucap Dr. Hargo Utomo, M.B.A, selaku Direktur Pengembangan Usaha UGM.
Sejak diusung pada tahun 2015, Innovative Academy telah menginkubasi setidaknya 50 startup dari 4.000 pendaftar nasional. Setiap tahunnya, pendaftar akan mengikuti tiga tahap inkubasi, yakni pre inkubasi, inkubasi, dan akselerasi yang didampingi oleh lebih dari 50 mentor dari industri maupun pemerintah. Acara Demo Day 2023 kali ini merupakan momentum bagi startup untuk memperkuat posisi bisnisnya di pasar dan menjaring investor untuk keberlanjutan bisnisnya. Melalui bussiness pitching, setiap talent startup memaparkan latar belakang usaha hingga pencapaian selama bisnis berjalan di hadapan mentor dan investor.
“Kalau 10 tahun lalu ini ada inisiasi Gerakan 1.000 startup yang mengawali adanya Innovative Academy. Tagline yang digunakan juga konsisten, yakni Inovasi Membumi untuk Negeri. Jadi perjalanan 10 tahun lebih ekosistem startup inovasi ini sudah mulai menapak. Kita butuh rencana lagi ke depan untuk bertumbuh kembang,” lanjut Hargo. Komitmen ini tidak akan ada tanpa dukungan berbagai pihak, bahkan masyarakat itu sendiri. Apakah nantinya UMKM bisa diperkuat hingga mendominasi pasar dalam negeri, akan bergantung pada komitmen bersama. Sejauh ini, keberadaan UMKM semakin gencar menyajikan produk dan layanan berkualitas yang mampu bersaing.
Hampir setiap startup diawali dengan keresahan atau masalah yang banyak dikeluhkan. Menariknya, tidak hanya diposisikan sebagai resolusi atas masalah tersebut, namun dengan gabungan teknologi digital, startup Innovative Academy menawarkan aspek aksesibilitas yang mumpuni. Salah satu startup, bernama Banana & Partners memberikan layanan pengelolaan sampah terintegrasi yang berhasil menyelesaikan sebagian masalah masyarakat. Usaha ini menggunakan teknologi dengan sebutan Pandora, di mana setiap sampah akan diolah menjadi biodiesel, biocharcoal, plastik komposit, dan plastik daur ulang lainnya. Banana & Partners tentunya memiliki potensi besar ke depan, mengingat sistem pengelolaan sampah saat ini belum maksimal.
“Kita semua harus memahami bahwa ini adalah sebuah proses, bukan instan. Proses panjang yang membutuhkan komitmen kuat. Jadi kalau bisa dikatakan itu seperti kombinasi antara marathon dan sprint. Nafas kita harus panjang, dan mudah-mudahan nafas kita kali ini cukup panjang untuk mewujudkan startup Indonesia dengan basis inovasi yang didukung kampus untuk bisa menapak ke depan,” tutur Hargo.
Penulis: Tasya