Usai pembukaan Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB), UGM menyelenggarakan kegiatan Temu Orang Tua mahasiswa baru. Temu orang tua untuk 10.106 mahasiswa baru UGM dilakukan secara hybrid yaitu sebagian datang ke Grha Sabha Pramana dan sebagian lainnya secara daring.
Disamping untuk mempererat hubungan antara orang tua mahasiswa dengan para pimpinan universitas dan fakultas, dalam Temu Orang Tua mahasiswa baru UGM disampaikan penjelasan terkait proses pendidikan di UGM. Disampaikan pula soal kegiatan PPSMB Pionir Gadjah Mada yang tahun ini mengusung tema “Inisiatif Gadjah Mada, Akselerasi Peradaban Bangsa”.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni, Dr. Arie Sudjito, S.Sos., M.Si, menyampaikan ucapan selamat kepada para orang tua yang telah berhasil mengantar putra putrinya memasuki proses pendidikan di UGM, sekaligus ungkapan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan kepada UGM.
“UGM punya komitmen untuk menjalankan amanah itu melalui proses mendidik dengan iktikad agar para mahasiswa baru UGM menjadi intelektual dan pemimpin masa depan. Untuk tahun ini UGM menerima 10.106 mahasiswa baru, dan orang tua yang hadir disini saya kira hanya sebagian dan sebagian lainnya mengikuti secara daring,” ujarnya di GSP UGM Senin (31/7).
UGM secara terus menerus melakukan pembenahan dalam memfasilitasi mahasiswa agar mereka bisa menjalani pendidikan dengan baik. Meski begitu, ia berharap peran penting partisipasi orang tua dan tidak sekedar melepas begitu saja kepercayaan pendidikan kepada UGM.
Arie sangat mengharapkan itu karena bagaimanapun keberhasilan proses belajar tidak semata-mata ditentukan oleh universitas, namun juga mengharapkan interaksi, komunitas, dan peran keluarga.
“Dimana pun dan apa yang akan mereka serap adalah bahan atau materi yang dibutuhkan untuk saatnya mereka menjadi sarjana,” katanya.
Menurut Arie, pendidikan yang bagus bukan hanya soal IPK tinggi tetapi lebih diukur bagaimana mereka menjadi sarjana dengan memiliki karakter yang baik. Bagaimana mereka memiliki kemampuan dan ketrampilan di dalam menjalankan tugas sehari-hari semisal berinteraksi dengan para dosen dan karyawan dan bagaimana mereka menikmati fasiltas yang ada.
UGM secara terencana menyiapkan fasilitas-fasilitas yang ada baik untuk pendidikan dan penelitian maupun kegiatan-kegiatan kemahasiswaan. Bahkan, dalam proses pembelajaran tidak boleh ada mahasiswa terhenti kuliah karena persoalan keuangan.
“Komitmen semacam ini UGM terus melakukan dengan pemberian beasiswa. Karena selain dari pemerintah dan swasta beasiswa juga datang dari para alumni,” terangnya.
Hal senada disampaikan Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed.,Sp.OG(K)., Ph.D. Dia sependapat bahwa keberhasilan proses pendidikan merupakan sinergi antara institusi pendidikan tinggi dan peran semua pihak, termasuk orang tua.
“Kami percaya pendidikan bukan hanya kerja tunggal dari institusi pendidikan tinggi tapi peran bapak ibu semuanya tetap diperlukan dan diharapkan sepanjang perjalanan anak-anak menempuh pendidikan di UGM,” katanya.
Rektor menyampaikan kehadiran para orang tua memiliki arti penting bagi mahasiswa. Hal tersebut memberikan dorongan sekaligus menunjukkan kesungguhan bahwa pendidikan menjadi salah satu hal sangat penting untuk masa depan.
Digelarnya kegiatan PPSMB UGM adalah sebagai kegiatan orientasi resmi sekaligus untuk mengenalkan lingkungan kampus kepada mahasiswa baru. Dengan kegiatan ini diharapkan mampu menumbuhkan rasa cinta dan rasa bangga terhadap universitas.
“Kegiatan ini tentu membantu mereka beradaptasi dalam dunia yang baru. Mereka bukan siswa lagi, tapi sebutannya mahasiswa. Mereka tentu akan sangat bangga dengan sebutan baru tersebut mempunyai tantangan dan akan menyesuaikan dengan kehidupan baru di UGM,” ucapnya.
Dalam PPSMB kali ini tentu saja ditanamkan sikap-sikap seperti toleransi, perilaku inklusif dan solidaritas sosial. UGM senantiasa mendorong mahasiswanya menjadi duta-duta untuk pengembangan karakter tersebut.
Salah satunya misalnya dengan mengenalkan mereka sebagai duta untuk kesehatan mental. Bagaimana mereka diajari untuk peduli dengan sekitarnya dan teman-temannya karena kehidupan mahasiswa juga akan lebih banyak terbantu dari uluran tangan dan kepedulian.
“Jangan sampai kita yang di universitas ini memupuk rasa-rasa yang intoleran atau tidak peduli, kita berharap ibu bapak yang hadir di sini bergandengan tangan untuk mewujudkan hal tersebut,” pintanya.
Di akhir sambutan Rektor sangat berharap kepada para orang tua agar bersedia untuk menekankan kepada putra putrinya agar memiliki karakter yang menjunjung kejujuran. Kejujuran, disebutnya, sebagai salah satu pilar utama untuk menjadi generasi penerus bangsa yang tangguh.
“Jujur mudah diungkapkan dan selalu menjadi tantangan kita sehari-hari. Dan saya berharap anak-anak kita menjunjung tinggi nilai peduli dan perilaku jujur. Semoga saat empat tahun mendatang mereka lulus memiliki nilai karakter tersebut, peduli dan jujur,” imbuhnya.
Kiswanto, ayah dari Putri Atmawan Pujaningsih salah satu maba baru UGM, mengungkapkan rasa bangganya bisa melewati semua tahapan panjang sejak di bangku sekolah dasar hingga di bangku SMA akhirnya dinyatakan lolos seleksi menjadi mahasiswa baru UGM. Dia sangat bersyukur karena berbagai perjuangan yang telah dilakukan membuahkan hasil sehingga mampu mengantar anak-anak bisa mengikuti pembukaan Pelatihan Pembelajar Sukses Mahasiswa Baru (PPSMB) di UGM.
“Anak bisa kuliah di kampus biru ini tentu menjadi kebanggaan sebagai orang tua karena UGM adalah universitas terbaik di Indonesia yang menjadi mimpi bagi banyak anak Indonesia. Kita juga patut bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang masih tetap menjaga kita semua dengan segenap impian-impian besar kita tentang masa depan anak-anak kita nanti,” katanya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Firsto