Lima prodi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada masuk dalam ranking dunia dalam hasil pemeringkatan lembaga pemeringkatan dunia Quacquarelli Symonds World University Ranking (QS WUR) by Subject 2024. Kelima prodi tersebut adalah prodi Elektronika dan Instrumentasi masuk dalam ranking 301-350 dunia dan peringkat satu di Indonesia, prodi Ilmu Komputer masuk peringkat 351-400 dunia, prodi Matematika yang masuk dalam peringkat 459 dunia dan nomor satu di Indonesia diikuti oleh prodi Matematika ITB di peringkat 504 dunia dan prodi Matematika UI 541 dunia.
Selanjutnya, prodi Kimia masuk dalam peringkat 512 dunia dan peringkat satu di Indonesia diikuti oleh prodi Kimia ITB di peringkat 554 dunia dan UI di peringkat 630 dunia. Kemudian prodi Fisika FMIPA UGM masuk dalam peringkat 610 dunia dan nomor dua di Indonesia di bawah prodi Fisika ITB yang masuk peringkat 555 dunia.
Dekan FMIPA UGM Prof. Dr. Kuwat Triyana, M.Si., Ph.D., mengatakan dirinya mengaku sangat senang dan bangga atas masuknya tiga prodi FMIPA dalam jajaran top prodi ranking dunia. Hal itu sejalan dengan visi FMIPA untuk menjadi fakultas terkemuka dengan menyelenggarakan penelitian yang unggul dan inovatif guna mengembangkan pendidikan bertaraf internasional.
“Fakultas MIPA UGM berkomitmen untuk memberikan kontribusi dalam mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045 dengan menjaga peningkatan serapan alumni di dunia kerja, mempertahankan reputasi akademik, memperluas kontribusi kepada bangsa, dan mewujudkan kesejahteraan di lingkungan kampus,” kata Dekan dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (30/4).
Dalam pemeringkatan QS WUR By Subject diketahui kriteria penilaian meliputi reputasi akademik, reputasi lulusan, sitasi per jurnal ilmiah, indeks produktivitas, dan dampak hasil publikasi, serta kerja sama publikasi internasional. Kuwat menuturkan di bidang akademik, FMIPA UGM terus melakukan perbaikan secara berkelanjutan dengan membuat strategi pengembangan dan penyusunan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan industri. “Kita ingin mewujudkan lulusan FMIPA UGM yang unggul dan memiliki skill mumpuni,” ujarnya.
Dari delapan prodi S1 dan 10 prodi magister dan doktor, empat prodi sarjana telah mendapatkan akreditasi internasional ASIIN yakni prodi ilmu komputer, prodi Elektronik dan Instrumentasi, prodi Matematika, dan prodi Statistika. Beberapa prodi lainnya tengah pengajuan akreditasi ASIIN tahun ini. Sedangkan prodi Magister Ilmu Komputer juga sudah mendapat akreditasi internasional ASIIN.
Untuk mendukung pembelajaran dan publikasi riset, kata Dekan, FMIPA memiliki 199 dosen aktif dimana sebaran dosen di tiap departemen cukup berimbang. FMIPA UGM sekarang ini memiliki 42 Dosen Guru Besar dan 134 dosen atau sebesar 67% dari total dosen sudah mendapatkan sertifikasi pendidik.
Rerata publikasi ilmiah setiap departemen sebesar 98,25 publikasi. Publikasi internasional karya dosen FMIPA UGM pada jurnal bereputasi Q1 mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya, dari 16,7% menjadi 23,8%. “Untuk total publikasi di jurnal internasional bereputasi sebanyak 252 maka pada tahun 2023 lalu turun menjadi 214 namun publikasi di jurnal bereputasi Q1 justru naik,” katanya.
Kuwat menyebutkan, rerata sitasi scopus per bulan pada tahun 2022 dan tahun 2023 naik sebesar 0,33. Begitu pula dengan sitasi Google Scholar per bulan pada tahun 2022 dan tahun 2023 naik sebesar 0,18. Soal jumlah pendanaan riset, Riset FMIPA UGM seringkali bekerja sama dengan pihak eksternal, baik industri maupun lembaga. Dana riset luar MIPA lebih banyak daripada internal, yaitu 83,5% dari total riset yang didanai.
Di bidang kerja sama, FMIPA sudah menjalin 145 kerja sama dalam negeri dan 23 kerja sama luar negeri. Berbagai kerja sama dengan mitra luar negeri meliputi 9 negara yaitu Jepang, Australia, Taiwan, Malaysia, United Kingdom, Singapura, Selandia Baru, Belanda, dan Jerman yang masih memberlakukan kerja samanya. “Jepang dan Australia merupakan negara dengan jumlah penandatanganan kerja sama terbesar dengan jumlah masing-masing 5 kerja sama,” paparnya.
Ruang lingkup kerja sama mencakup bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat seperti pertukaran pelajar, kerja sama penelitian, penyelenggaraan pendidikan, dan pelatihan bersama, serta kolaborasi pendidikan doktor. Ia menyebutkan beberapa hasil kerja sama yang sudah dilakukan meliputi Dual degree program for BSc in Computer Science and Chemistry University of Birmingham, Dual degree for MSc in Computer Science Kanazawa University, Dual degree for MSc in Computer Science National Central University Taiwan, dan Join degree for PhD in Mathematics University of Twente, Dual Master Degree in Computer Science National Taiwan University of Science and Technology, Double Degree for PhD National Tsing Hua University, Taiwan.
Sedangkan untuk reputasi lulusan, FMIPA telah melakukan tracer study dengan responden para alumni yang mengisi survei yang menyebutkan bahwa umumnya mereka mendapat pekerjaan kurang dari 3 bulan setelah kelulusan.
Di samping itu, pihaknya juga mendirikan Advisory Board FMIPA UGM merupakan salah satu program kerja sama antara Fakultas MIPA UGM dengan Keluarga Alumni FMIPA UGM (KAMIPAGAMA) yang melibatkan para alumni yang sudah menduduki posisi-posisi kunci, seperti Direktur, CEO, maupun manajer di bidangnya masing-masing. Pembentukan tim Advisory Board sejak tahun 2023 lalu ini dilakukan untuk mempercepat transformasi kampus FMIPA UGM menjadi kampus yang unggul dan inovatif dalam pelaksanaan kegiatan Tridarma Perguruan Tinggi.
Tim ini beranggotakan 63 alumni yang diketuai oleh Daniel Oscar Baskoro dan terbagi ke dalam tiga komisi, yaitu Komisi Strategi Pengembangan Kurikulum, Komisi Strategi Job Matching, dan Strategi Riset dan Inovasi.
Salah satu tugas dari tim ini adalah untuk meningkatkan employability dan lebih mendekatkan FMIPA UGM ke dunia industri sebagai output dari pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi. “Termasuk menyusun strategi dalam mempermudah lulusan-lulusan FMIPA UGM untuk dapat mudah mendapatkan pekerjaan selepas tamat kuliah,” pungkasnya.
Penulis: Gusti Grehenson
Foto: Firsto