Anang Batas, MC terkemuka sekaligus alumnus Fakultas Sastra, Universitas Gadjah Mada menyajikan hasil karya dari bakat barunya di bidang fotografi. Pameran fotografi bertajuk “Fotodidak: Terpanjat Tak Terperanjat” telah dibuka dengan menampilkan 450 karya potret Anang Batas pada Sabtu (12/8). Pembukaan pameran pun dihadiri oleh teman dan Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA) yang sekaligus menjadi acara reunian setelah pandemi.
“Kenapa judulnya Terpanjat Tak Terperanjat ini karena saya di dunia fotografi tidak pernah merencanakan, jadi saya merasa ada level yang terpanjat tapi tidak mencari target. Saya bersyukur diberi banyak talenta oleh Tuhan dan saya nikmatinya mengalir saja,” ucap Anang. Ia mengungkapkan, ketertarikannya di dunia fotografi bermula dari keinginannya mencari kegiatan saat pandemi. “Saya sama kali nggak bisa memotret, teknik tidak tahu, apalagi istilah-istilah. Akhirnya saya diajak memotret, ternyata salah, dan itu berulang kali. Itulah yang membuat saya akhirnya selama empat bulan, semalam suntuk berada di lereng merapi (untuk memotret),” ungkapnya.
Anang juga mengakui bahwa hingga saat ini, teknik fotografi masih sulit untuk ia pahami. “Saya mikirnya waktu itu, kalau saya belajar dari manual book, ketika saya baca, objeknya sudah hilang. Lebih baik saya bacanya setelah motret. Ternyata motret salah, dan nggak sempat baca lagi sampai sekarang,” tuturnya dengan nada humoris. Menurutnya, karya-karyanya masih banyak kesalahan dan perlu diasah lagi agar menghasilkan karya dengan teknik fotografi yang baik.
Pameran Fotodidak ini mengusung tema kedekatan dengan alam, khususnya satwa burung. Anang batas menyajikan berbagai potret keindahan burung-burung eksotis Indonesia, dari Pulau Jawa, hingga Lombok. Hasil karya tersebut banyak mengisyaratkan rasa syukur Anang terhadap anugerah Tuhan yang memberikannya kesempatan dan keahlian. Tak hanya itu, munculnya kecintaan Anang pada potret burung-burung tersebut membawanya untuk ikut dalam gerakan pelestarian ekosistem burung di Jatimulyo.
“Saya berharap ini nanti bisa dinikmati semua dan apresiasi untuk Mas Anang Batas, selalu menginspirasi. Ini kaitannya bukan hanya di lintas fotografi, tapi juga bagaimana Mas Anang ini nanti membina rekan-rekan yang ada di Jatimulyo akan pentingnya lingkungan. Kalau biasanya tentang sampah, kali ini tentang pelestarian burung,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo, S.H,M.Ed. Desa Wisata Jatimulyo menjadi target gerakan pelestarian alam Anang karena memiliki kawasan konservasi burung dengan berbagai spesies, sehingga cocok dijadikan tempat pengamatan burung.
Perjalanan karier dan keahlian Anang Batas turut mengundang apresiasi dari Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG., Ph.D. selaku Rektor UGM. “Saya menyaksikan kariernya mas Anang ini luar biasa. Saya melihat orang yang memang tahan uji dan sangat gigih. Jadi saya kira apa yang dibuktikan dengan terpanjat tak terperanjat pameran yang fotodidak dari Mas Anang ini adalah bukti dari kegigihan dan ketekunan Mas Anang,” tutur Ova.
Pameran Fotodidak akan diselenggarakan selama sembilan hari, yakni tanggal 12-20 Agustus 2023 dan berlokasi di Wisdom Park. Selain itu, pameran tidak hanya didominasi oleh karya Anang Batas saja, namun juga seniman lainnya, seperti Encik Sri Krishna & Friends, Dalang Ki Arief Nurcahyo, dan berbagai workshop fotografi. Seluruh rangkaian acara terbuka untuk umum setiap hari pukul 10.00-21.00 WIB. Pameran dan panggung kolaborasi tersebut tentunya akan berlangsung meriah dan bisa menggaungkan pelestarian alam dan satwa bagi mahasiswa dan masyarakat luas.
Penulis: Tasya