Pemerintah Kabupaten Barito Selatan menjalin kerja sama Tridarma Perguruan Tinggi dengan Universitas Gadjah Mada. Kerja sama dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat ditandatangani Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D. dan Pj. Bupati Barito Selatan sekaligus Direktur Evaluasi Kinerja dan Peningkatan Kapasitas Daerah Ditjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri, Dr. Deddy Winarwan, S., S.T.P., M.Si.
Bersamaan dengan itu juga dilakukan penandatangan kerja sama antara Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kabupaten Barito Selatan dengan Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM. Kerja sama untuk peningkatan kapasitas sumber daya manusia (Capacity Building) Aparatur Sipil Negara dan Kepala Desa di Kabupaten Barito Selatan ditandatangani Markani, S.KM., M.KM. selaku Kepala Badan Pengembangan dan Sumber Daya Manusia Kabupaten Barito Selatan dan Dr. Pande Made Kutanegara, M.Si dari Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM.
Pj. Bupati Barito Selatan dalam sambutan mengaku setelah beberapa waktu dilantik sebagai penjabat Bupati Barito Selatan menanggung pekerjaan rumah sangat besar. Dirinya mengaku ditinggal bupati sebelumnya yang harus dicopot karena tersangkut sejumlah masalah terkait diantaranya soal kinerja, keluarga dan bermain proyek.
Oleh karena itu banyak hal yang harus ia benahi. Pembenahan paling berat, menurutnya, terkait hasil kinerja Kabupaten Barito Selatan yang menempati urutan 364 dari 415 Kabupaten yang ada di Indonesia. Iapun juga mendapatkan warisan angka kemiskinan cukup tinggi di Kabupaten Barito Selatan.
“Alhamdulillah 1 tahun kami menjabat kami sudah dipanggil Wakil Presiden beberapa bulan kemudian untuk diberikan piagam penghargaan satu dari 82 Bupati di Indonesia yang bisa menurunkan Kemiskinan,” katanya di Ruang Rektor UGM, Kamis (18/4).
Pj. Bupati menyampaikan banyak anak putus sekolah di Barito Selatan. Sementara mereka yang lulus SMA dan tidak bekerja juga banyak, oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Barito Selatan membuat kebijakan penganggaran untuk beasiswa agar banyak siswa-siswa mampu melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.
Menurut Bupati semua dilakukan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di Kabupaten Barito Selatan. Sehingga Kabupaten Barito Selatan membuka diri dan mengundang para Guru Besar UGM, dosen, dan mahasiswa untuk bisa berkontribusi dalam upaya peningkatan kapasitas SDM.
“Saya sangat tertarik dengan program penerimaan mahasiswa baru program afirmasi. Program ini saya kira memberi kesempatan bisa menyekolahkan anak-anak kami ke UGM, karena bagaimanapun kalau apple to apple dengan mereka yang di Jawa kami merasa kurang. Meski begitu afirmasi pun kita harapkan sesuai aturan-aturan yang ada. Misal jika tidak memenuhi untuk bisa di Fakultas Kedokteran, ya tidak mengapa. Kita bisa paham,” terangnya.
Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D. merasa senang bisa bekerja sama dengan Kabupaten Barito Selatan. Iapun merasa bangga dengan capaian Pj. Bupati dengan jajarannya dan berharap mampu terus membawa kemajuan Kabupaten Barito Selatan semakin gemilang.
Berbagai kemajuan tersebut, kata Rektor tentunya untuk kemaslahatan masyarakat di Kabupaten Barito Selatan. Dengan kerja sama ini, menurutnya, sebagai langkah penting bukan hanya untuk Kabupaten Barito Selatan tetapi juga untuk UGM agar semakin lebih banyak berkontribusi untuk pembangunan di daerah-daerah.
“Saya bangga karena Pj. Bupati Barito Selatan ini juga alumni UGM. Apa yang pernah diajarkan para guru disini ternyata berbuah manis. Ini memperlihatkan UGM sebagai candradimuka selalu berharap apa yang telah didapatkan di kampus ini mampu ditularkan ke seluruh pelosok negeri,” ucapnya.
Rektor berharap melalui Kuliah Kerja Nyata yang dilakukan selama ini mampu menyentuh seluruh daerah di Indonesia, termasuk di Kabupaten Barito Selatan. Karena KKN yang dimulai pada tahun 1970 hingga sekarang sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Banyak karya-karya mahasiswa ditorehkan mahasiswa melalui program ini sehingga tidak mengherankan banyak Pemerintah Daerah justru meminta para mahasiswa untuk KKN di daerahnya. Melalui KKN, para mahasiswa turun menyapa masyarakat di bawah dan menjadi motor untuk kemajuan di desa-desa.
“Untuk saat ini kami sedang menata dengan membuat fokus KKN di dua bidang. Pertama menyangkut soal kemandirian pangan, dan kedua kaitannya dengan climate change. Jadi saya kira dua pokok ini adalah sesuatu yang memang harus kita perjuangkan bersama,” imbuhnya.
Penulis: Agung Nugroho
Fotografer: Firsto