Pemerintah Kabupaten Buton Tengah dan Universitas Gadjah Mada sepakat menjalin kerja sama di bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Naskah kerja sama dalam bidang Tridharma ditandatangani Pj. Bupati Buton Tengah, Dr. Drs. H. Andi Muhammad Yusuf, M.Si dan Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D.
Andi Muhammad Yusuf menyampaikan wilayah Kabupaten Buton Tengah berada di daerah kepulauan. Sebagai wilayah yang dikelilingi oleh laut, Kabupaten Buton Tengah memiliki potensi cukup strategis di bidang perikanan dan kelautan.
Terdiri dari 7 kecamatan, 76 desa dan kalurahan dan dihuni kurang lebih 119 ribu jiwa penduduk, Kabupaten Buton Tengah juga memiliki potensi lain yaitu di bidang pariwisata goa dan pertambangan. Sayangnya Buton Tengah yang masih muda (10 tahun) memiliki potensi untuk Pendapatan Asli Daerah tergolong masih sangat minim.
“Dengan komposisi APBD saat ini belum bisa maksimal mencapai 1 triliun. Paling hanya sekitar di angka 800 miliar, karenanya PAD yang kecil ini harus kita gali agar bisa memberi dampak positif bagi keberlanjutan pembangunan serta untuk kesejahteraan masyarakat Buton Tengah,” ujarnya di Ruang Rektor UGM, Jumat (23/2).
Melihat hal tersebut, katanya, pemerintah kabupaten dan masyarakat tidak bisa lagi terpaku atau terpana dengan apa yang ada sekarang ini. Mereka sangat membutuhkan percepatan untuk memenuhi harapan-harapan dan cita-cita anak-anak Kabupaten Buton Tengah di masa depan.
Untuk itu, Andi Muhammad berharap kedatangannya bersama rombongan secara spesifik persoalan-persoalan yang ada di Kabupaten Buton Tengah dapat diatur dalam PKS secara lebih detail dan rinci. Tentunya tidak hanya aspek perikanan, kelautan, pariwisata, namun juga pertambangan.
“Untuk pertambangan nikel dan batu gamping dari beberapa perusahaan saat ini paling bentuknya hanya CSR. Itupun tidak semua bisa menikmati. Karena penginnya bentuk aturan kita ulang lagi agar perusahaan-perusahaan yang masuk nanti dengan aturan-aturan CSR nya bisa memberi lebih terarah. Dalam konteks bagaimana bisa mampu meningkatkan sumber daya manusia anak-anak di Buton Tengah,” terangnya.
Andi mengakui untuk potensi pertanian sawah sangat terbatas mengingat kondisi alam di Buton Tengah. Namun, untuk potensi pariwisata goa-goa cukup menjanjikan karena Buton dikenal sebagai kota atau kabupaten 1.000 goa.
Meski belum mendapat kajian yang mendalam terkait wisata goa ini, namun tamu-tamu asing sudah sering berkunjung bahkan membuat konten (youtube) goa-goa di Kabupaten Buton Tengah. Potensinya sangat luar biasa karena di wilayah ini bisa ditemui goa dengan kedalaman hampir 500 meter ke perut bumi dan tentu keindahannya tidak kalah dengan yang di luar negeri.
“Produksi lobsternya sangat luar biasa, dan berbagai jenis udang. Sayang masyarakatnya tidak memiliki informasi lengkap sehingga terkadang menjual dengan harga murah sekitar 600 ribu padahal kalau di kota-kota besar harga tersebut bisa mencapai jutaan. Karenanya kita sangat butuh kajian-kajian yang akan memberikan manfaat ekonomi, dan berharap dengan MoU ini ruang-ruang itu bisa terbuka untuk masyarakat Buton Tengah bisa menempuh studi S1, S2, S3 di UGM,” harapnya.
Ova Emilia sebagai Rektor UGM menyatakan terima kasih untuk kepercayaan yang telah terajut sejak tahun 2018. Ia berharap kerja sama yang terjalin selama ini bagus dan memberi manfaat.
Terkait potensi yang dimiliki yang ada di Kabupaten Buton Tengah, menurutnya bisa dilakukan dalam kerja sama kali ini. Pada intinya dari UGM akan sangat mendukung dan memfasilitasi impian-impian dan harapan-harapan masyarakat Buton Tengah.
”Kami sangat mengapresiasi untuk jalinan kerja sama. UGM sangat fokus karena sebagai universitas itu juga memerlukan ruang atau ladang bermain yang dikaitkan dengan hal-hal praktis. Di situlah tempatnya kita mengembangkan ilmu-ilmu,” katanya.
Untuk potensi di bidang perikanan, kelautan, pariwisata dan pertambangan, menurut Rektor perlu dirinci kembali ke dalam detail PKS berikutnya. UGM sangat berharap kerja sama yang terjalin bisa menyeluruh dari hulu ke hilir.
Sehingga untuk budi daya lobster misalnya, harapannya tidak saja bagaimana membudidayakan lobster atau udang secara efisien, namun juga hingga ke pemasaran. Pemasaran dengan menjaga kualitas bahwa lobster atau udang merupakan kualitas ekspor.
”Itu yang perlu dikembangkan dan UGM memiliki tim untuk itu. Bahkan sampai perijinan ekspor. Lobster itu ada gradenya, dan kita juga ada laboratoriumnya dan kita juga menyediakan,” terangnya.
Terkait untuk peningkatan SDM, Rektor mengusulkan jika memang dari pemerintah Pemerintah Kabupaten Buton Tengah menyediakan beasiswa untuk siswa-siswa yang akan ke sekolah di perguruan tinggi, termasuk UGM maka diharapkan untuk siswa-siswa tanda tangan kontrak sehingga setelah lulus kembali ke daerah untuk bersedia membangun Kabupaten Buton Tengah. Memiliki potensi di perikanan dan kelautan, menurutnya mestinya mereka juga diarahkan untuk memilih departemen perikanan baik untuk S1, S2 maupun S3.
” Harus ada tanda tangan kontrak kembali ke daerah. Jangan sampai masuk ke UGM, namun tidak kembali ke daerah asal, bagi kami juga turut kecewa. Kita berharap semoga yang telah diinisiasi bersama ini nantinya dapat mengembangkan SDM dan pembangunan daerah di Kabupaten Buton Tengah,” harapnya.
Penulis : Agung Nugroho
Fotografer : Firsto