Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran mewakili Rektor Universitas Gadjah Mada menandatangani Perjanjian Kerja Sama atau Memorandum of Understanding (MoU) antara UGM dengan Saint-Petersburg University Rusia, Selasa (19/3). Penandatanganan MoU dilakukan secara daring melalui platform Zoom, dan dihadiri oleh pimpinan serta perwakilan dari kedua institusi.
Kerja sama ini di antaranya mencakup pengembangan proyek penelitian bersama; penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan ilmiah bersama seperti kursus, konferensi, seminar, simposium, atau kuliah; pertukaran akademik dan ilmiah; pertukaran mahasiswa; pertukaran publikasi dan informasi lain yang memiliki kepentingan bersama; serta pengembangan proyek pendidikan bersama termasuk pengembangan dan implementasi program-program pendidikan.
“Kami menyambut baik kolaborasi ini, berharap akan diimplementasikan secepatnya secara komprehensif,” tutur Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA.
Wening menuturkan, pemerintah Indonesia saat ini membuka kesempatan yang lebih luas bagi perguruan tinggi untuk menyelenggarakan program Double Degree dengan berbagai perguruan tinggi asing. Selain itu, berbagai skema beasiswa yang telah tersedia juga memungkinkan mahasiswa untuk mendapatkan eksposur internasional melalui kegiatan pertukaran selama satu atau dua semester dengan dukungan pembiayaan dari pemerintah.
“Sekarang ada banyak kesempatan untuk itu, karena itu sangat baik bahwa kami bisa memiliki jalinan kerja sama dengan perguruan tinggi di berbagai negara,” imbuhnya.
Pada kesempatan ini ia juga berbicara mengenai sejumlah program unggulan yang dimiliki UGM, salah satunya program pengabdian kepada masyarakat melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN). Ia berharap mahasiswa Saint-Petersburg University yang nantinya akan mengikuti kegiatan pertukaran di UGM dapat ikut terlibat dalam kegiatan ini.
“Melalui KKN kami memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengimplementasikan ilmu mereka di tengah masyarakat, dan sekarang sudah ada lebih banyak mahasiswa internasional yang terlibat,” kata Wening.
Vice-Rector for International Affairs Saint-Petersburg University, Sergey Andryushin, menuturkan bahwa momen penandatanganan nota kesepahaman ini terasa spesial karena bertepatan dengan peringatan 300 tahun universitas tersebut berdiri. Ia pun menuturkan harapannya agar kolaborasi yang dirancang akan dapat menghasilkan dampak yang positif bagi kedua institusi.
“Saint-Petersburg University dan Universitas Gadjah Mada sama-sama adalah universitas yang komprehensif, sehingga ada banyak kemungkinan dan kesempatan untuk berkolaborasi dalam area yang luas di sains dan juga pendidikan,” ungkapnya.
Ia juga berbicara mengenai rencana pendirian pusat studi Asia Afrika di Saint-Petersburg University, termasuk rencana untuk membuka kelas Bahasa Indonesia. Ia berharap kerja sama ini juga membuka jalan bagi sivitas Saint-Petersburg University untuk meningkatkan pemahaman dan ketertarikan terhadap budaya Indonesia.
“Saya percaya dalam waktu dekat kita akan melihat pertukaran mahasiswa dan staf akademik yang membuat kita bisa saling mengenal satu dengan yang lain. Harapannya akan muncul ide-ide dan inisiatif yang bisa kita implementasikan,” lanjutnya.
Penulis: Gloria