Universitas Gadjah Mada kembali melantik 569 insinyur baru dari Program Profesi Insinyur yang diselenggarakan Fakultas Teknik, Fakultas Peternakan, dan Fakultas Kehutanan. Pada pelantikan Insinyur Periode II Tahun 2023 yang berlangsung di Grha Sabha Pramana, Selasa (9/1), Fakultas Teknik melantik 442 insinyur baru, Fakultas Peternakan 59 insinyur baru, dan Fakultas Kehutanan 68 insinyur baru.
Dengan tambahan sebanyak 569 insinyur baru pada pelantikan Insinyur Periode II Tahun 2023 semester Gasal Tahun Akademik 2023/ 2024 maka jumlah alumni insinyur UGM mencapai sebanyak 3.838 insinyur. Diharapkan dengan pelantikan kali ini para insinyur semakin berkontribusi terhadap proses pembangunan infrastruktur di Indonesia.
“Saya mengucapkan selamat atas dilantiknya insinyur baru hari ini, semoga pelantikan dan sertifikat yang dibawa dapat digunakan sebagai bekal untuk terus mengabdi pada negeri, terus berbakti pada bangsa Indonesia. Semua lulusan terus bisa maju karena kita ketahui bersama pembangunan infrastruktur Indonesia salah satunya sangat tergantung peran bapak ibu semua para lulusan,” ujar Dekan Fakultas Teknik UGM, Prof. Selo, MT., Ph.D.
Dari 442 lulusan profesi insinyur dari Fakultas Teknik UGM, sebanyak 60 lulusan mendapat predikat lulus dengan pujian atau cum laude, 210 sangat memuaskan dan 172 dengan predikat memuaskan. Pada periode ini IPK tertinggi dengan IPK 4.00 dari moda Reguler diraih Regina Fitri Rosallini, Muhammad Yusuf Al Ghifari, Seno Alfi Syahrin, dan Solikin. Sedangkan untuk mekanisme RPL diraih Digna Jatiningsih dengan IPK 4.00.
Fakultas Kehutanan dari sebanyak 68 insinyur yang dilantik sebanyak 17 lulus dengan pujian atau cumlaude, 34 sangat memuaskan dan 17 lulusan dengan predikat memuaskan. IPK tertinggi mekanisme RPL pada kelulusan saat ini diraih Lucy Mardijana Soebijakso dengan IPK 3.94 dan melalui mekanisme regular diraih Sawitri dengan IPK 3.96.
Sementara sebanyak 59 insinyur baru yang dilantik dari Fakultas Peternakan UGM sebanyak 47 merupakan peserta mekanisme regular dan 12 melalui mekanisme RPL. Sebanyak 23 lulusan dengan predikat pujian atau cumlaude, 13 sangat memuaskan, dan 23 lulus dengan predikat memuaskan. IPK tertinggi moda RPL diraih Arnol Elyasar Manu dengan IPK 3.92, dan moda Reguler diraih Hafiz Aghna Nugroho dan Shoniya Octarya dengan IPK 4.00.
I Ketut Rusnaya dari Fakultas Teknik UGM mewakili para lulusan mengungkapkan rasa syukurnya atas pelantikan menjadi insinyur. Baginya usia boleh senior, namun semangat mengikuti pendidikan profesi insinyur tetap harus terjaga.
Baginya dengan prosesi pelantikan ini para insinyur baru telah memiliki legal standing dan sah untuk menyandang gelar insinyur profesi di bidang masing-masing. Dengan pelantikan ini, menurutnya, bukan sekedar menambah gelar tetapi makna lebih dalam adalah meneguhkan dan mendeklarasikan profesi-profesi insinyur di bidang masing-masing.
“Ke depan saya kira kita lebih bisa mengoptimalkan peran dan kontribusi dengan penuh tanggung jawab demi kepentingan masyarakat, bangsa dan negara,” katanya.
Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta, S.Hut., M.P., M.Sc., Ph.D., menyampaikan sebanyak 3.838 alumni insinyur yang dihasilkan UGM hingga saat ini belum sebagai jumlah yang ideal karena persentase insinyur profesional di Indonesia masih sangat kecil apabila dikaitkan dengan jumlah penduduk Indonesia. Meski begitu lulusan kali ini tetap patut disyukuri karena dengan tambahan insinyur profesional akan banyak membantu pemerintah dalam melaksanakan proses pembangunan bangsa dan untuk mensejahterakan masyarakat.
“Kami mengucapkan selamat kepada para insinyur baru atas pelantikan hari ini semoga dapat segera memberi kontribusi nyata dalam pembangunan negara ini dengan selalu menjunjung keluhuran budi, integritas, tanggung jawab profesionalisme dengan berlandas kode etik insinyur,” ucapnya.
Sigit Sunarta menjelaskan UGM saat ini menjalankan beban studi bagi program profesi insinyur sebanyak 24 sks. Menurutnya, ke depan tentu perlu penyesuaian dengan Permendikbudristek nomor 53 tahun 2023 yang mengatur beban studi bagi program profesi yaitu sebanyak 36 sks.
Oleh karena itu, menurutnya, perlu dipersiapkan kurikulum baru program profesi insinyur yang menyesuaikan peraturan menteri tersebut. Hal ini menjadi tantangan bersama sekaligus berharap masukan dari berbagai pihak dari organisasi PII maupun para praktisi.
“Semua masukan sangat diperlukan untuk menjamin krikulum program profesi yang lebih baik dan menghasilkan lulusan-lulusan yang semakin berkualitas,” terangnya.
Sekretaris Jenderal PII Pusat, Ir. Bambang Goeritno, M.Sc, MPA, IPU., menambahkan prosesi lulusan insinyur baru hari ini tentu menjadi hari yang membahagiakan dan cukup bersejarah, serta menandai adanya komitmen untuk memilih profesi insinyur sebagai pilihan profesional. Profesional dimaknai sebagai komitmen seseorang untuk selalu memberikan layanan atau karya terbaik baik itu berupa produk ataupun jasa yang sesuai dengan keahlian maupun kompetensinya.
“Saya kira masyarakat akan memanfaatkan keinsinyuran yang selalu melakukan kerja keras dan kerja cerdas yang berlandaskan pada ilmu pengetahuan dan teknologi,” ungkapnya.
Kepada profesi insinyur baru, Bambang Guritno berharap untuk tidak asal-asalan, senantiasa berintegritas, dan selalu memperhatikan lingkungan dan kepentingan publik. Karena profesionalisme adalah sebuah tingkah laku, kepakaran yang memperlihatkan kualitas seseorang, dan karenanya semua tindakan profesional harus dipagari oleh etika profesi yang tentunya telah diajarkan selama mengikuti program profesi ini.
“Selamat sekali lagi dan mendoakan untuk keberhasilan para lulusan agar selalu konsisten dalam menjalan tugas, patuh pada sumpah profesi yang telah diucapkan, dan yang perlu diingat keberhasilan mengikuti kuliah program profesi insinyur ini bukanlah hanya untuk saat ini ketika dilantik tetapi lebih pada kiprah berikutnya yang menyangkut kredibilitas dan profesionalitas,” imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho
Fotografer : Donnie Trisfian