Pimpinan UGM melakukan silaturahmi dan buka puasa bersama perwakilan media DIY di Balairung UGM, Kamis sore (4/4). Silaturahmi dan buka puasa bersama dilakukan untuk mempererat kerja sama antara Universitas Gadjah Mada dan para awak media.
Tampak hadir dalam acara ini Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed.,Sp.OG(K)., Ph.D., Wakil Rektor Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni, Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si. Unsur pimpinan Majelis Wali Aamanat, Senat Akademik, Dewan Guru Besar, Komite Audit, para pimpinan media dan wartawan serta Tim Humas, Pemberitaan, dan Protokol UGM.
Acara ini pun diisi ramah tamah antara pimpinan UGM dan para wartawan. Dalam acara diskusi disampaikan berbagai usulan dan harapan para wartawan terhadap Universitas Gadjah Mada.
Mewakili pimpinan redaksi, Fernan Rahadi selaku Kepala Biro Republika DIY Jateng memberikan apresiasi kepada Universitas Gadjah Mada yang telah menyelenggarakan acara silaturahmi dan buka bersama dengan wartawan yang tergabung dalam Fortakgama. Dia menyampaikan disrupsi digital telah berdampak pada industri media saat ini. Karena itu, ia sangat berharap kerja sama pentahelix menjadi suatu keharusan untuk dipelihara sekaligus dijadikan konsep kerja sama di masa depan.
“Kerja sama tentu saja antara government, sektor bisnis, civil society, akademisi dan juga media massa. Dengan kolaborasi ini tentunya juga akan bisa melewati era transisi ini, era disrupsi digital dengan baik”, ujarnya.
Dia menyampaikan kondisi bisnis media saat ini sangat berat dan memprihatinkan. Tidak sedikit media-media menutup bisnisnya hingga merumahkan para wartawannya.
“Sungguh prihatin karena media sesungguhnya pilar demokrasi. Ketika salah satu pilar ini runtuh tentu akan berbahaya bagi proses demokrasi. Terutama untuk wartawan yang berada di garda depan industri media, karenanya saya mengajak UGM sebagai salah satu pilar pentahelix tadi untuk selalu meningkatkan kolaborasi dengan media,” ungkapnya.
Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed.,Sp.OG(K)., Ph.D. menyampaikan rasa terima kasihnya kepada wartawan yang tergabung dalam Fortakgama. Disebutnya UGM merupakan pilar dan salah satu sumber pengetahuan atau knowledge yang memiliki banyak informasi. Oleh karena itu, hubungan yang terbangun seyogyanya secara simboisis mutualisme.
“Kita membutuhkan peran media massa. Kita punya hal-hal baru yang ingin kita berikan kepada masyarakat sehingga memiliki kemaslahatan yang lebih. Demikian juga teman-teman wartawan membutuhkan informasi, klarifikasi, konfirmasi dari institusi pendidikan,” katanya.
Dia berharap hubungan antara UGM dan wartawan berdasar rasa asas saling percaya untuk memberikan yang terbaik untuk bangsa. Tidak hanya untuk kepentingan UGM semata atau sebaliknya.
UGM pun berusaha memberikan ruang-ruang komunikasi sebagai forum yang bisa dimanfaatkan secara bersama. Ada angkringan Pojok Bulaksumur, ada jumpa pers liputan penelitian dosen, dan liputan-liputan bersama lainnya.
“Saya kira ini forum-forum semacam ini juga memberikan warna, materi di dalam media massa, dan yang paling seru tentunya liputan lapangan program KKN. Karena kita mengajak para wartawan melihat peran para mahasiswa ini dalam membangun masyarakat di pelosok-pelosok desa di negeri ini,” terangnya.
Heri Purnomo, salah pimpinan redaksi Jogja TV yang hadir juga menyampaikan apresiasinya atas kemitraan yang terjalin antara UGM dan Jogja TV selama ini. Sejalan dengan pendapat wartawan lainnya, ia pun mengakui kemudahan mendapatkan narasumber dari UGM.
Ia pun merasa senang karena beberapa tahun terakhir mahasiswa-mahasiswa Program Studi Bahasa Jawa sering kali melakukan PKL di Jogja TV. Mereka mengikuti training khusus untuk terjemahan Pawartos Ngayojokarto.
“Ini sudah beberapa gelombang dan berjalan dengan baik, bahkan kita berniat bagaimana membuat kerja sama berkelanjutan dengan membuat program-program yang edukatif khususnya untuk Bahasa Jawa,” usulnya.
Penulis: Agung Nugroho
Foto: Firsto