Inovasi Teknologi
Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengembangkan meteran listrik pintar.
Jumlah penyandang tunanetra setiap tahun terus meningkat. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat setidaknya ada 40 hingga 45 juta penderita kebutaan atau gangguan penglihatan.
Rendahnya minat baca anak-anak saat ini menjadi keprihatinan bersama. Banyak pihak menilai kondisi ini disebabkan oleh kegagalan buku anak dalam menghadirkan ruang berinteraksi.
Mahasiswa UGM tidak pernah berhenti berinovasi. Kali ini sejumlah mahasiswanya berhasil mengembangkan inovasi di bidang teknologi pertanian dengan mengembangkan robot yang memudahkan petani dalam merawat dan memelihara tanaman jagung.
Empat mahasiswa Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada (UGM), berhasil mengembangkan lampu ramah lingkungan.
Prevalensi obesitas di Indonesia tergolong tinggi. Data Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2013 mencatat prevalensi obesitas mencapai 8.8% pada anak usia 5-12 tahun, 2.5% pada remaja usia 13-15 tahun, 1.6% pada remaja usia 16-18 tahun dan 15.4% pada orang dewasa.
Lima mahasiswa UGM mengembangkan alat grading atau sortir ikan secara otomatis.
Diabetes adalah salah satu masalah kesehatan terbesar di dunia, termasuk Indonesia.
Mahasiswa UGM mengembangkan bisnis dalam bidang aeronutika. Usaha yang dirintis sejumlah mahasiswa Fakultas MIPA ini bergerak dalam pembuatan dan jasa pelatihan pengoperasian pesawat tanpa awak atau yang dikenal dengan drone.
Sejumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan dan Fakultas Farmasi UGM mengembangkan formula herbal yang ampuh untuk menyembuhkan luka diabetes.
Matematika dianggap sebagai pelajaran paling rumit dan sulit untuk dipahami bagi banyak siswa.
Bawang merah merupakan salah satu jenis tanaman yang biasa digunakan sebagai bumbu dalam masakan dan memiliki sejumlah khasiat bagi kesehatan.
Zaman terus berkembang, pergerakan dunia juga berkembang pesat seiring dengan majunya teknologi.
Mahasiswa UGM mengembangkan robot pengecat tembok luar gedung bertingkat. Inovasi di bidang teknologi ini mempermudah proses pengecatan gedung bertingkat.
Penggunaan formalin masih kerap dijumpai sebagai pengawet berbagai bahan makanan, seperti tahu, mie, dan ikan asin.
Mahasiswa UGM mengembangkan aplikasi investasi sosial berbasis peternakan yang dinamai Bantuternak.
Lima mahasiswa UGM mengembangkan gamelan untuk penyandang tunanetra. Gamelan yang diberi nama E-Gamatuna ini dapat membantu tunanetra dalam memainkan gamelan.
Untuk mengurangi konsumsi minyak bumi yang kian hari semakin menipis, Biodiesel menjadi salah satu pilihan energi terbarukan (renewable energy) yang potensial untuk dikembangkan.
Mahasiswa Universitas Gadjah Mada tidak pernah berhenti berinovasi. Kali ini, lima mahasiswanya mengembangkan inovasi untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
Mahasiswa UGM mengembangkan media pembelajaran inovatif bagi anak-anak berupa pop up book berbasis audio.
Peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengembangkan mikroalga strain lokal.
Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan inovasi teknologi photovoltaic sebagai alternatif pemenuhan energi pada smartphone yang dinamai “Chas Cha Sun”.
Kehadiran metode shunting memberi harapan bagi para penderita penyakit hidrosefalus.
Dusun Pending, Desa Soronalan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah merupakan daerah yang memiliki potensi pertanian yang besar.
Mahasiswa Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada mengembangkan inovasi teknologi transmisi otomatis pada sepeda onthel dengan sistem kerja mekanis secara keseluruhan.
Objek geosains (ilmu kebumian) dan potensi ekonominya seperti minyak bumi dan logam ekonomis menjadi magnet tersendiri bagi para pecinta ilmu kebumian.
Anak-anak berusia di bawah lima tahun sangat rentan terserang penyakit karena daya tahan tubuh yang dimiliki masih belum berkembang dengan sempurna.
Untuk membantu pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) SRIOCA di Dukuh Tulung, Desa Srihardono, Pundong, Bantul, lima mahasiswa UGM berinovasi membuat mesin pencetak Mie Des “UKM SRIOCA” Tipe Hidrolis.
Sejumlah mahasiswa UGM berhasil mengembangkan inovasi sistem mitigasi bencana tanah longsor.
Setiap hari, sekitar 80 santri di kompleks IV Pondok Pesantren Sunan Pandanaran menjalankan rutinitas peribadatan dan keseharian dengan menggunakan air, baik untuk bersuci demi menjalankan kegiatan ibadah maupun untuk aktivitas keseharian.