Mahasiswa UGM yang tergabung dalam Program Pengabdian Masyarakat Berbasis Riset (PPMBR) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Hargantoro, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri, 11-16 Januari 2016. Kegiatan ini merupakan program kerja gabungan dari Kelompok Studi Fakultas (KSF) yang meliputi Fakultas Teknik, Pertanian, Peternakan, Geografi, dan Teknologi Pertanian. Program pengabdian masyarakat dilakukan berbasis multidisipliner untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“PPMBR yang dilaksanakan di Wonogiri ini merupakan program tahun awal setelah sukses melakukan pengabdian selama empat tahun di Madura. Karena masih dalam tahun awal, program yang dibawa adalah sosialisasi penjajakan masyarakat dan peningkatan motivasi belajar anak-anak,”papar juru bicara tim Muhammad Ihsan Al Hafiz, Senin (18/1).
Mahasiswa Teknik Fisika angkatan 2013 ini menambahkan Desa Hargantoro di Wonogiri merupakan desa dengan medan perbukitan. Mata pencaharian warga disana kebanyakan bertani dan beternak. Sementara itu, masalah utama dari desa ini adalah masalah kesenjangan kesejahteraan serta pendidikan yang cukup jauh dibandingkan desa di sekitarnya.
Menurut Ihsan rata-rata tingkat pendidikan warga adalah lulusan SD dan SMP. Untuk dapat bersekolah, anak-anak desa rata-rata harus menempuh waktu 1 sampai 1,5 jam dengan medan perbukitan. Di desa ini penduduk yang berusia produktif jumlahnya cukup banyak karena angka pernikahan dini yang cukup tinggi pula.
“Kegiatan dilakukan satu minggu dengan menginap di kediaman penduduk desa. Kegiatannya mirip dengan KKN, biasanya teman-teman yang ikut menyebutnya dengan mini KKN,”imbuhnya.
Beberapa program kerja yang dilakukan selama kegiatan antara lain berupa sosialisasi dan pertemuan dengan masyarakat desa. Sosialisasi lebih intensif dilakukan dengan mengunjungi kediaman warga satu persatu untuk lebih dekat mengetahui permasalahan yang ada di desa. Program kedua yang dibawa, yaitu pendidikan. Program ini dilaksanakan berupa kegiatan mengajar anak-anak tingkat SD sederajat dan memotivasinya agar terus melanjutkan pendidikan lebih tinggi.
“Kegiatan mengajar dilakukan setiap sore dari setelah Ashar sampai menjelang magrib. Respons masyarakat positif akan kehadiran mahasiswa ditengah-tengah masyarakat,”tegasnya. (Humas UGM/Satria)