PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk (Garuda Indonesia) menyerahkan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR)kepada Dashboard for Excellence Quality and Productivity Improvement (DEQPI), Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM di bengkel Industri Kecil dan Menengah (IKM) binaan DEQPI FEB UGM di Kulon Progo, Jumat (26/2). Bantuan ini diberikan untuk mendukung Program Wirausaha Istimewa (PWI) yang digagas DEQPI FEB UGM sebagai sebuah strategi penguatan IKM.
GM Garuda Indonesia Cabang Yogyakarta, Supriyono, menyambut baik kerja sama ini. “Kerja sama yang baik diharapkan terlaksana dengan berbagai stakeholders, yaitu perguruan tinggi, pemerintahan daerah DIY khususnya Kabupaten Kulon Progo, DESPERINDAGKOP DIY, masyarakat IKM khususnya di Kulon Progo, bersama-sama dengan industri, yaitu Garuda Indonesia,” ujarnya dalam acara seremoni penyerahan bantuan.
Sementara itu, Wakil Dekan Bidang Perencanaan dan Sistem Informasi FEB UGM, Drs. Eko Suwardi, M.Sc., Ak., CA., mengapresiasi langkah Garuda Indonesia untuk menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi, dalam hal ini DEQPI FEB UGM. “Sebagai salah satu top business school di dunia, FEB UGM diharapkan mampu menginspirasi dan berkolaborasi dengan berbagai stakeholders sehingga memberikan impak yang optimal kepada masyarakat luas dan kurikulumnya. Salah satunya melalui kegiatan seperti PWI CSR Garuda Indonesia ini,” ujarnya.
Program ini hadir sebagai respons terhadap tren wirausaha yang dinamis dan semakin berkembang di Indonesia. Fenomena ini melatarbelakangi DEQPI FEB UGM untuk membuat program yang dapat memfasilitasi dan mengembangkan tren tersebut ke dalam Program Wirausaha Istimewa dengan turut menjalin kerja sama dengan BAPPEDA DIY. ”Tiga keistimewaan utama dari PWI DEQPI FEB UGM ini, yaitu istimewa orangnya, istimewa produknya, istimewa prosesnya,” ujar Direktur DEQPI FEB UGM, Rika Fatimah P.L., S.T., M.Sc., Ph.D.
‘Istimewa orangnya’, menurut Rika, karena PWI DEQPI FEB UGM ini menggunakan pengukuran ilmiah untuk pelaku bisnisnya, yaitu menggunakan Indeks Professional Sosial Soft Skill (Indeks PSS). Indeks PSS mampu memetakan keunikan talenta profesional seseorang melalui aktivitas harian dan sederhana yang dijalaninya. Sementara itu, ‘istimewa produknya’ mengacu pada adanya pemetaan kualitas, yaitu antara suara konsumen atau pasar yang disinergikan dengan suara perusahaan atau produsen yang dalam hal ini adalah IKM, sehingga akan diperoleh desain ideal dan dapat lebih bersaing di pasaran. Selain itu, dari segi proses, program ini melibatkan pendampingan oleh mahasiswa serta mentoring dari pelaku bisnis lainnya. Pemanfaatan teknologi informasi ThinkSmart Social Business (TSSocBiz) yang telah dikembangkan pada versi 0.0 diharapkan mampu menginisiasi digital business dan transparansi dana bantuan/investasi antara funder dengan pelaku IKM secara langsung.
“Saya sangat mengapresiasi peran industri yaitu Garuda Indonesia untuk tampil menjadi pioner melalui kebijakan CSR-nya meneruskan siklus PWI DEQPI FEB UGM. Harapannya, langkah strategis Garuda Indonesia ini akan lebih menyemarakkan kerja sama dan kolaborasi industri lainnya di Indonesia, khususnya di DIY,” ujar Kepala Sub Bidang Pengembangan Kesejahteraan Rakyat BAPPEDA DIY, Abu Yazid. (Humas UGM/Gloria)