Tim mahasiswa UGM berhasil meraih juara I dalam National Business Plan Competition (NPBC) yang berlangsung di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada 21-23 April 2016 kemarin. Mereka berhasil menyisihkan 59 tim lain dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Kompetisi yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Manajemen UMY itu diikuti 60 tim dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Selain UGM, tim lain yang ikut dalam kompetisi tersebut antara lain dari Univeristas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Telkom University, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan lainnya.
Tim Dewandaru UGM yang beranggotakan dua mahasiswa Sosiologi, yaitu Liana Dewi dan Jagad Hidayat Jati serta Dion Ferdian Rizaldi dari Teknik Industri berhasil menyabet gelar juara dengan mengajukan proposal bisnis pengembangan bisnis socio-innovative dalam bidang industri telekomunikasi, teknologi Informasi, dan komunikasi digital. Bisnis yang diusung adalah jasa sistem pembelajaran berbasis komunitas dunia maya atau e-community bernama Dewandaru Learning Society (DLS).
“Lewat sistem ini memungkinkan partisipan untuk belajar langsung melalui bimbingan mentor yang handal,” jelas Dion, Senin (2/5) di Fakultas Teknik UGM.
Dion menyampaikan DLS membantu partisipan untuk menemukan dan memulai interaksi dengan mentor yang tepat. Adapun mentoring yang diberikan meliputi 4 bidang, yaitu peningkatan keterampilan dan kualitas diri, seni kebudayaan, beladiri olahraga, dan akademik profesional. DLS dikembangkan dalam 3 platform, yaitu messanger, e-forum, dan e-blogging yang menjadi media komunikasi antara peserta mentoring dengan mentor,” terangnya.
“Dengan ketiga platform tersebut mendukung adanya interaksi melalui short text, long text, voice message, dan video tutorial sesuai permintaan peserta mentoring terhadap mentor. Dengan begitu pembelajaran keilmuan bersifat aplikatif dapat dilakukan kedua belah pihak dengan mudah,” paparnya.
DLS memiliki tiga fitur utama, yaitu multiple interaction option, rewarding system, dan celebrity mentor and official partnership. Fitur multiple interaction option merupakan fitur yang menyediakan sejumlah pilihan layanan interaksi yang bisa digunakan oleh partisipan mentoring dengan mentor. Terdapat 6 pilihan interaksi meliputi Single Question Consultation, Multiple Question Consultation, Emergency Question, Request Tutorial Video, Long Period Mentoring, serta Meet and Greet Live Mentoring.
“Keenam interaksi tersebut dapat dipilih dengan kuota yang telah ditentukan bagi setiap partisipan mentoring per periode waktu,” imbuh Liana.
Berikutnya, fitur rewarding system merupakan layanan yang disediakan DLS sebagai bentuk pengembangan hubungan sosial terhadap para mentor. Dalam hal ini mentor yang terlibat dalam setiap pembelajaran akan diberikan poin tergantung metode, lama, dan kualitas interaksi yang dilakukan.
Lebih lanjut Liana menyampaikan fitur Celebrity Mentor and Official Partnership ini merupakan wahana yang disediakan bagi para artis untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan DLS. Mereka menggandeng para artis untuk menjadi mentor official DLS. Misalnya, bekerja sama dengan penyanyi papan atas seperti Krisdayanti untuk menjadi mentor pembelajaran vokal bagi para member dalam beberap periode.
“Hal ini memberikan keuntungan baik bagi DLS maupun para artis untuk secara unik dan kreatif berinteraksi dengan para penggemarnya,” katanya.
Ketiganya mengembangkan program ini ke dalam aplikasi smartphone dan website. Dengan begitu memudahkan akses pengguna untuk memanfaatkan layanan ini.
Mereka berharap melalui melalui layanan pembelajaran ini bisa mempertemukan partisipan dengan mentor yang tepat dengan mudah, cepat, dan murah. Selain itu, mendukung optimalisasi kualitas interaksi antara kedua belah pihak.
“Harapannya lewat DLS ini bisa membantu mewujudkan pemenuhan kebutuhan belajar dan meningkatkan kemampuan serta keterampilan generasi muda di Indonesia,” pungkas Liana.(Humas UGM/Ika)