Tim mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM berhasil meraih juara 2 dalam STAR Case Competition. Kompetisi dilaksanakan pada 11-15 April 2016 di kampus Rotterdam School of Management (RSM) Erasmus University Rotterdam, Belanda.
Tim UGM yang terdiri dariI Putu Takumi Wijaya (Manajemen), Selma Elvita Rani (Akuntansi), Santika Wibowo (Akuntansi), dan Nela Navida (Ilmu Ekonomi) berhasil menyabet juara 2 setelah menyelesaikan kasus bisnis selama 24 jam. Dalam kompetisi ini mereka diminta untuk menyelesaikan sebuah kasus bisnis yang terjadi di Amsterdam Schipol Airport.
Pada kompetisi tahunan tingkat internasional yang diselenggarakan oleh Rotterdam School of Management (RSM), Belanda, tim UGM harus bersaing dengan 8 tim dari sejumlah universitas dunia. Selain UGM, kompetisi ini diikuti oleh Erasmus University, National University of Singapore, University of Washington Seattle, University St. Petersburgh, University St. Gallen SwissRussia, serta Cornivus University of Budapest.
“Kompetisi ini diikuti 9 universitas terkemuka dunia yang telah terakreditasi The Association to Advance Collegiate Schools of Business (AACSB),” kata Selma, Rabu (11/5) di FEB UGM.
Selma menuturkan dalam kompetisi itu seluruh tim bersaing dengan ketat mencari solusi atas kasus yang terjadi di Amsterdam Shipol Airport yang tengah menghadapi persoalan inefisiensi sumberdaya manusia. Tim UGM saat itu memberikan solusi untuk meningkatkan efisiensi sumber daya manusia di Amsterdam Shipol Airport dengan menawarkan paket “Windmill Solution”.
Terdapat beberapa solusi yang diajukan tim UGM untuk mengatasi persoalan inefisiensi sumber daya manusia di Amsterdam Schipol Airport. Solusi itu antara lain penggunaan sistem informasi yang bisa digunakan untuk memperkirakan jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan setiap divisi di waktu-waktu tertentu dengan analisis tren. Misalnya, jumlah pekerja di bandara disesuaikan dengan kebutuhan melihat jumlah penumpang, kondisi cuaca, dan lainnya.
Guna menunjang sistem tersebut, Selma dan kawan-kawan menawarkan penggunaan automated passanger counting system. Melalui sistem itu bisa dengan cepat memberikan informasi jumlah penumpang pesawat.
“Selain itu kami menawarkan sistem informasi terintegrasi untuk memberikan infromasi apabila terjadi hal-hal di luar perkiraan. Misal terjadi kebakaran di bandara maupun kerusuhan ada notifikasi yang muncul untuk memberikan infromasi,” papar Selma.
Selma menyampaikan sebelum menyelesaikan kasus para peserta diajak untuk berkunjung ke Amsterdam Shipol Airport untuk melihat kondisi riil di lapangan. Para peserta diberikan kesempatan untuk mengamati proses bisnis secara langsung disana.
Setelah kunjungan tersebut seluruh peserta diminta untuk menyusun solusi terhadap persolan yang dihadapi perusahaan tersebut. Sembilan tim harus melalui dua tahap perlombaan. Pada babak eliminasi tim UGM berhasil mengalahkan Chulalongkorn University Thailand dan University of Washington Seattle dan berhak melaju ke final. Selanjutnya dalam babak final, tim UGM berhadapan dengan dua pemenang dari pool lainnya, yaitu University of St. Petersburgh Russia dan University St. Gallen Swiss.
“Senang dan bersyukur sekali tim UGM bisa meraih juara 2 dalam kompetisi bergengsi ini,” ungkapnya.
Salma menyampaikan prestasi yang telah diraih tidak lepas dari kerja keras tim dalam menyelesaikan persolan secara komperehensif. Selain itu, dukungan dari FEB yang telah memfasilitasi dan memberikan pembinaan dalam menghadapi kompetisi ini.
“Semoga di kompetisi berikutnya tim mahasiswa UGM bisa kembali menorehkan prestasi dan mengharumkan nama universitas di tingkat global,” harapnya. (Humas UGM/Ika)