Lembaga pemeringkat Times Higher Education (THE) beberapa hari yang lalu merilis daftar peringkat 1.000 universitas terbaik di dunia. Dalam daftar tersebut, tercantum nama Universitas Gadjah Mada yang bersanding dengan Institut Teknologi Bandung dan Universitas Indonesia pada kelas yang sama, yaitu pada peringkat 801-1000.
“Ini tentu termasuk sebuah prestasi bagi kita, terutama karena ini tahun pertama kita mengikuti pemeringkatan THE. ITB dan UI juga ada di kelas yang sama,” ujar Kepala Kantor Jaminan Mutu UGM, Prof Indra Wijaya Kusuma, Jumat (8/9).
Indra menjelaskan, THE merupakan salah satu dari 3 lembaga pemeringkatan yang terkemuka di dunia. Untuk THE sendiri, sebelumnya UGM memang belum mengikutsertakan diri dalam pemeringkatan ini.
“Kita baru mulai masuk tahun ini atas permintaan Kemenristek Dikti karena universitas lain juga sudah mulai masuk pada tahun-tahun sebelumnya. Jadi, targetnya ya masuk top 1.000 dulu,” imbuh Indra.
Sebelumnya, lembaga pemeringkatan Quacquarelli Symonds (QS) juga telah merilis peringkat universitas dunia dan menempatkan UGM pada posisi 402 dunia. Perbedaan posisi UGM pada dua lembaga pemeringkat ini, menurut Indra, adalah karena kedua lembaga menggunakan indikator yang jauh berbeda.
“Kriterianya memang beda, dan metodenya pun berbeda. Jadi, tidak bisa kita bandingkan. Kalau QS melalui survei, di THE survei tetap ada tapi tidak terlalu ditekankan,” terangnya.
Pemeringkatan yang dilakukan oleh THE, jelasnya, menggunakan lima indikator, yaitu pengajaran, riset, sitasi, pemasukan industri, serta pandangan internasional. Dari kelima indikator ini, penilaian tertinggi UGM diperoleh dalam pemasukan industri dengan nilai 60.6.
Peringkat UGM baik dalam pemeringkatan THE, QS, dan lainnya menjadi bentuk pengakuan dunia internasional atas kualitas penyelenggaraan Tridarma Perguruan Tinggi di UGM dalam pengembangan IPTEKS. Pengakuan ini, menurut Indra, adalah buah kerja keras dari segenap elemen di UGM yang terus berupaya untuk memberikan layanan yang terbaik.
“Jangan pikir satu atau dua orang bisa mengerjakan ini. Ini adalah upaya komprehensif dari semua elemen yang ada di UGM. Kami hanya mengumpulkan dan menyerahkan ke lembaga pemeringkat tersebut,” kata Indra.
Tidak hanya itu, lanjutnya, pencapaian yang terlihat saat ini merupakan hasil dari upaya yang telah dilakukan secara konsisten sejak tahun 2015 lalu dan baru terlihat hasilnya beberapa waktu belakangan. Ia pun menekankan, upaya-upaya yang dilakukan UGM selama ini bukan sekadar untuk mencapai peringkat yang tinggi, tapi lebih dari itu demi pembenahan-pembenahan internal, sebagai dorongan bagi setiap warga UGM untuk terus memperbaiki diri.
“Kita mengerjakan ini bukan demi peringkat. Ini untuk kebaikan UGM dan bagaimana UGM bisa memberikan manfaat yang lebih bagi masyarakat,” ucapnya.
Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir ini, ujar Indra, akan terus dilakukan secara konsisten. Untuk tahun-tahun mendatang, UGM menargetkan untuk naik ke kelas yang lebih tinggi pada peringkat THE, yaitu peringkat 600-800 dunia.
“Target ke depan bisa loncat ke kelas 600-800, mungkin dalam 2 tahun mendatang karena ini tidak mungkin dicapai dalam waktu yang cepat. Kita akan meningkatkan internasionalisasi, riset dan publikasi, serta mendata ulang hasil-hasil industri,” pungkas Indra. (Humas UGM/Gloria)