Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM memperingati hari ulang tahun ke-10, Rabu (2/3). Tema yang diusung pada peringatan satu dekade RSA UGM adalah “Dengan Sinergi dan Kolaborasi, RSA UGM Bangkit dan Berkembang untuk Melayani Masyarakat”.
“Sinergi dan kolaborasilah yang menjadi kekuatan kami, karena di dunia manapun, tanpa kolaborasi dan sinergi dengan pihak lain kita akan ketinggalan,” ucap Direktur Utama RSA UGM, Dr. dr. Darwito, S.H., SpB (K) Onk.
Darwito menerangkan, pada peringatan ulang tahun ke-10 RSA mencanangkan sejumlah program serta pelayanan baru yang mendukung program-program yang telah digariskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan pelayanan masyarakat.
Selain itu, RSA UGM juga berupaya untuk terus mendorong aktivitas penelitian oleh civitas hospitalia RSA UGM serta civitas academica UGM, untuk menunjang pelayanan RSA sebagai rumah sakit pendidikan dan rumah sakit berbasis riset.
“Civitas hospitalia dan civitas akademika bersama-sama bergandengan tangan, bersinergi, dan berkolaborasi, sehingga terwujud RSA yang kita cita-citakan,” paparnya.
RSA UGM yang merupakan salah satu RS PTN di Indonesia didirikan sebagai tempat pendidikan klinis serta untuk merespons perkembangan pelayanan rumah sakit dunia yang mengarah kepada pelayanan terpadu, multiprofessional, dan komprehensif.
Rumah sakit ini pada mulanya didirikan dengan peraturan Rektor tertanggal 4 Januari 2010 dengan nama HOSPITAL AKADEMIK, dan kemudian diperbarui dengan Peraturan Rektor tertanggal 1 Maret 2011 dengan nama Rumah Sakit Akademik UGM.
RS UGM mendapat izin pendirian dari Dinas Kesehatan Provinsi DIY berdasarkan Surat Ijin Pendirian Rumah Sakit Umum Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta No. 445/8285/V.2 tanggal 30 September 2011.
Pada tahun pertama operasional, Tahun 2012 RS Akademik UGM mendapatkan izin operasional sebagai Rumah Sakit Umum dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tanggal 4 Januari 2012.
Darwito mengungkapkan, RSA berkembang ke arah yang sesuai dengan cita-cita pendahulunya, yaitu sebagai rumah sakit pendidikan yang bertaraf internasional. Hal ini menurutnya bukan menjadi sekedar slogan, karena RSA mulai menapakkan tahap-tahap untuk menuju ke arah tersebut.
RSA UGM menghadirkan layanan dengan pemanfaatan teknologi kedokteran melalui peralatan medis generasi terbaru oleh dokter-dokter ahli yang berdedikasi, tim perawat dan operator yang handal dan didukung pula oleh manajemen yang profesional.
Wakil Rektor UGM Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan yang juga menjadi bagian dari Dewan Pengawas RSA UGM, Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr, mengungkapkan bahwa di usianya yang masih relatif muda RSA UGM telah memiliki berbagai prestasi yang luar biasa.
Di masa pandemi COVID-19, RSA turut berkontribusi dalam berbagai upaya penanggulangan dan menjadi salah satu rumah sakit rujukan.
“RSA sudah menjadi salah satu rumah sakit yang diperhitungkan di Daerah Istimewa Yogyakarta,” ucapnya.
Seluruh sumber daya manusia di RSA UGM, menurutnya, harus kompak, kolaboratif, dan senantiasa bersinergi untuk menghadapi tantangan ke depan yang akan semakin sulit, kompleks, dan tidak pasti.
Penulis: Gloria