Sebagai unit pendukung Universitas, LPPT-UGM kembali mencatatkan prestasi dalam pelaksanaan penilitian yang andal. Prestasi LPPT-UGM ditunjukkan dengan meraih akreditasi ISO 17025 :2005 untuk Laboratorium Kalibrasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN). Akreditasi berlaku terhitung mulai 18 Februari 2009, LPPT UGM dengan ruang lingkup kalibrasi massa dengan nomor kode laboratorium LK-135.
Atas prestasi yang diraih, Dr. Harsojo, M.Sc., Kepala LPPT UGM mengatakan perolehan akreditasi laboratorium kalibrasi ini merupakan salah satu target lanjutan setelah akreditasi laboratorium pengujian. "Prestasi ini merupakan kelanjutan dari pengalaman LPPT dalam menerapkan dan mengimplementasikan sistem manajemen ISO 17025:2005 untuk laboratorium pengujian hingga menjadi laboratorium penguji terakreditasi pada tahun 2007," ujarnya di LPPT UGM, Rabu (2/3).
Dengan prestasi ini, LPPT UGM berencana melakukan akreditasi untuk lembaga sertifikasi produk dan ke depan diharapkan dapat memberikan label SNI untuk suatu produk. “Mengingat kemampuan laboratorium pengujian dan pengalaman kita, maka untuk akreditasi lembaga sertifikasi akan diawali untuk air minum dalam kemasan (AMDK),” katanya.
Dipilihnya kompetensi kalibrasi massa sebagai ruang lingkup pertama yang diakreditasikan dengan pertimbangan LPPT UGM memiliki banyak alat yang berfungsi sebagai alat ukur massa, seperti neraca di laboratorium yang status kalibrasinya tidak jelas sehingga menjadikan performa alat juga tidak jelas. LPPT UGM sesungguhnya telah melakukan kalibrasi terhadap alat-alat tersebut, namun untuk lebih menjamin kalibrasi dan memberikan hasil yang valid dan tertelusur maka akreditasi ISO 17025 menjadi suatu keharusan. "Selain itu, besarnya potensi pasar di luar UGM juga menjadi faktor pertimbangan," kata Harsojo.
Dr. Tri Joko Raharjo, Sekretaris LPPT-UGM, menambahkan proses mendapatkan akreditasi ISO 17025 untuk Laboratorium Kalibrasi LPPT tidak mudah. Kegiatan akreditasi laboratorium kalibrasi ini sesungguhnya merupakan salah satu rangkaian akreditasi yang telah dimulai sejak 2010 lalu saat LPPT UGM masih berada di bawah kepemimpinan Prof. Sismindari, Apt., Ph.D. Proses pengajuan dilakukan pada September 2010 dan berlanjut dengan proses assessment pada 28-29 Oktober 2010 dengan assessor Ir. Setyodewati, M.Eng.Sc. dan Gangsar Sulistyarto.
Menurut Tri Joko, dibutuhkan waktu tiga bulan untuk melakukan perbaikan atas hasil temuan assessment sebelum akhirnya dikirimkan ke KAN. Setelah tim assessor melakukan verifikasi, hasilnya dipresentasikan di depan panitia teknik KAN yang beranggotakan para stakeholder Badan Standarisasi Nasional (BSN), baik dari kalangan industri maupun instansi pemerintah yang independen. "Jika dirasa telah memenuhi, maka Panitia Teknik memberikan rekomendasi ke Sekjen KAN untuk memberikan status akreditasi. Jadi, untuk keseluruhan proses membutuhkan waktu lima bulan. Upaya yang ditempuh LPPT UGM ini terhitung cepat,” imbuh Tri Joko.
Dengan status akreditasi laboratorium kalibrasi LPPT UGM, kompetensi kalibrasi massa yang dilakukan oleh LPPT UGM sudah berkelas internasional. Akreditasi ini tentu menjadikan alat-alat ukur yang dikalibrasi LPPT akan memiliki kepastian status kinerja, misalnya koreksi skala ukurnya. "Karenanya dengan alat ukur yang benar diharapkan data-data yang dihasilkan laboratorium di lingkungan UGM menjadi valid sehingga data penelitian maupun praktikum yang dihasilkan menjadi valid juga. "Oleh karena itu, tidak meragukan untuk dipublikasi sampai tingkat internasional," pungkas Harsojo. (Humas UGM/ Agung)