YOGYAKARTA – Fungsi iris memberi warna pada mata. Seperti sidik jari, iris merupakan bagian tubuh manusia yang dapat digunakan sebagai pengenal seseorang dengan tingkat keakuratan yang tinggi. Iris bersifat unik, karena pada satu individu memiliki tekstur iris mata berbeda natara sebelah kanan dan sebelah kirinya. Bahkan pada dua individu kembar identik pun, pola iris juga berbeda. Karena itu, Ciri iris merupakan salah satu ciri yang disimpan pada KTP Elektronik yang akan diimplementasikan secara nasional. Namun demikian, selama ini ekstraksi ciri iris berdasar gelombang singkat (GS), belum menggunakan GS khusus yang menyesuaikan dengan karakteristik sinyal iris maupun berdasar analisis terhadap sifat-sifat GS itu sendiri.
Dosen Prodi Sistem Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, R. Rizal, S.T., MM., M.T berhasil mengembangkan metode pengenalan menggunakan ekstraksi ciri alihragam GS dan pengenalan menggunakan jarak Euclidean. Dari lima jenis GS yang diteliti, Haar, db5, coif3, sym4, dan bior2.4. Diketahui penerapan tapis Haar menghasilkan tingkat pengenalan iris tertinggi. “GS yang menghasilkan tingkat pengenalan tertinggi adalah Haar,” ungkapnya dalam ujian terbuka promosi doktor di fakultas teknik, Jumat (31/5). Bertindak selaku promotor, (alm) Prof. Dr. Ir. Thomas Sri Widodo, DEA, ko-promotor Prof. dr. Suhardjo, S.U., Sp. M.(K)., dan Prof. Ir. Adhi Susanto, M.Sc., Ph.D.
Rizal mengemukakan, dari hasil penelitiannya iris mata dapat digunakan sebagai organ pada sistem biometrik dengan akurasi yang tinggi dan telah diketemukannya jenis GS yang cocok untuk pengenalan iris sehingga ke depan yang perlu dikembangkan adalah sistem keamanan untuk identifikasi, verifikasi maupun autentikasi secara real time. “GS yang ditemukan tersebut sebagai pengekstraksi cirinya iris,” ujarnya.
Ko-promotor sekaligus pakar dokter spesialis mata dari Fakultas Kedokteran UGM, Prof. dr. Suhardjo, S.U., Sp.M.(K) mengatakan tekstur iris memang potensial sebagai tanda pengenal manusia di masa mendatang. Pasalnya penentuan pengenalan identifikasi iris sangat penting untuk korban yang sudah meninggal namun belum diketahui identitas lengkapnya. “Aliran darah memberikan tekstur iris yang berbeda. Tapi masih ada beberapa tekstur yang masih tetap konstan,” jelasnya.
Dia menyebutkan korban perkosaan atau pembunuhan yang tidak diketahui identitasnya bisa diketahui lewat identifikasi iris. Apalagi sudah adanya rekaman data iris mata pada E-KTP sehingga dapat membantu identifikasi korban. “Iris mata bisa berfungsi sebagai penanda standar di masa depan,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)